Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah telah menolak permintaan PM Muhyiddin Yassin untuk menetapkan situasi darurat karena pandemi Covid-19.
Istana mengumumkan keputusan itu dalam suatu pernyataan hari Minggu (25/10), yang menyatakan raja “berpendapat bahwa tidak ada perlunya saat ini bagi Yang Mulia untuk menetapkan situasi darurat di negara.”
Pernyataan itu juga menyebutkan raja puas dengan cara PM Muhyiddin menangani pandemi, dan meminta semua politisi untuk menghentikan kampanye yang dapat merusak dengan serius stabilitas pemerintah.
Muhyiddin kemudian mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan ia menyambut baik saran raja dan akan membahas itu dengan kabinetnya.
Seandainya raja menyetujui permintaan Muhyiddin, situasi darurat akan membekukan parlemen sebelum ia dijadwalkan mengajukan anggaran pada awal November. Kegagalan meloloskan anggaran akan sama dengan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin dan menekannya untuk mengadakan pemilihan umum.
Muhyiddin telah menjadi perdana menteri sejak Februari lalu, sewaktu ia dipilih Raja Abdullah setelah perdana menteri ketika itu, Mahathir Mohamad, mendadak mengundurkan diri dan pemerintahannya runtuh. Pemimpin oposisi kawakan Anwar Ibrahim bertemu raja bulan lalu dan mengatakan ia menyerahkan nama 120 dari 222 anggota parlemen yang siap membelot dari koalisi berkuasa pimpinan perdana menteri.
Namun, istana kemudian mengeluarkan pernyataan bahwa Anwar hanya memberitahu raja jumlah anggota parlemen yang akan mendukung upaya pengambilalihan kekuasaan tanpa menyebut identitas mereka. [uh/ab]