Presiden Amerika Donald Trump mengatakan kepada para wartawan, Rabu (28/10),bahwa hasil jajak pendapatnya di beberapa negara bagian medan pertempuran lebih baik daripada yang ditunjukkan oleh survei besar, yang membuatnya tertinggal dari mantan wakil presiden Joe Biden.
Negara-begara bagian medan pertempuran adalah negara bagian di mana kekuatan Republik dan Demokrat berimbang.
“Angka jajak pendapat sangat bagus. Anda tidak melihat angka jajak pendapat yang sebenarnya,” kata Trump ketika berbicara di hotelnya di Las Vegas sebelum menuju ke Arizona untuk melakukan kampanye di dua tempat.
Jajak pendapat nasional biasanya menunjukkan Biden unggul 7 atau 8 persentase poin dari Trump, tetapi dengan sekitar setengah dari margin tersebut berada di negara-negara bagian medan pertempuran utama yang cenderung menentukan hasil di Electoral College (perwakilan pemilih).
“Kami berada di hampir semua negara bagian yang sedang kita bicarakan,” menurut presiden, yang mengatakan bahwa dukungan bagi dirinya “luar biasa” di Florida, North Carolina, dan Pennsylvania, dan bahwa dia juga memimpin di Michigan dan Wisconsin.
Survei yang menunjukkan dia berada di belakang, menurut Trump, adalah “jajak pendapat penindasan” yang “hampir seperti sumbangan kampanye” kepada Komite Nasional Demokrat (DNC).
Menurut rata-rata jajak pendapat utama yang dikumpulkan oleh Real Clear Politics, Trump tertinggal dari Biden di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin sementara kedua kandidat hampir imbang di Florida dan North Carolina.
Biden pada Rabu (28/10), setelah menerima pengarahan tentang kesehatan masyarakat, sekali lagi mengkritik Presiden Trump karena mengadakan kampanye besar-besaran di luar ruangan di tengah pandemi virus corona. Dia mengatakan bahwa kampanye pada malam sebelumnya di Omaha, Nebraska, membuat “ratusan orang, termasuk warga lansia dan anak-anak,berada di luar dengan suhu di bawah titik beku selama berjam-jam. Beberapa orang masuk rumah sakit.”
Warga Amerika memberikan suara lebih awal untuk pemilihan presiden, Selasa (27/10) dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena didorong oleh perasaan kuat mendukung atau menentang salah satu dari dua kandidat. Selain itu, para pemilih menghindari kerumunan besar di tempat-tempat pemungutan suara (TPS) pada Hari Pemilihan di tengah pandemi virus corona.
Sekitar 75 juta orang telah memberikan suara enam hari sebelum hari pemilihan resmi, total lebih dari setengah dari keseluruhan suara pada pemilihan presiden 2016, yaitu 138,8 juta. [lt/pp]