Tautan-tautan Akses

Pemimpin Selandia Baru Prihatin Atas Cuitan Foto Rekayasa China


Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara kepada media dalam konferensi pers di Parlemen di Wellington, 17 Agustus 2020. (Foto: AFP)
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berbicara kepada media dalam konferensi pers di Parlemen di Wellington, 17 Agustus 2020. (Foto: AFP)

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Selasa (1/12), mengatakan ia akan menyampaikan keprihatinannya kepada China terkait cuitan seorang pejabat China di Twitter yang menunjukkan foto hasil rekayasa yang menggambarkan seorang tentara Australia yang menggorok leher seorang anak.

"Ini adalah gambar yang tidak faktual. Itu tidak benar. Jadi sesuai dengan sikap dasar kami terkait penggunaan gambar-gambar seperti itu, kami akan menyampaikan keprihatinan itu dan kami akan melakukannya secara langsung," kata Ardern kepada wartawan di Wellington.

Pada hari Senin (30/11), Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan kepada wartawan bahwa gambar itu "benar-benar menjijikkan" dan orang yang memposkannya di media sosial pantas untuk meminta maaf.

China mengatakan tidak akan mengajukan permintaan maaf.

Insiden itu semakin memperburuk hubungan yang sudah tegang antara kedua negara.

Morrison mengatakan ia menuntut permintaan maaf dari pemerintah China setelah Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, memposkan foto yang menunjukkan seorang tentara yang menyeringai memegang pisau berlumuran darah ke tenggorokan seorang anak berkerudung, yang memegang seekor kambing.

Mengiringi foto itu, Zhao menulis: "Terkejut dengan pembunuhan warga sipil Afghanistan dan tahanan oleh tentara Australia. Kami sangat mengutuk tindakan seperti itu, dan menyerukan agar pelakunya dituntut pertanggungjawabannya. "

Zhao mengacu pada laporan militer Australia sebelumnya pada November yang menemukan bukti bahwa pasukan elit Australia secara ilegal menewaskan 39 tahanan, petani dan warga sipil Afghanistan sewaktu terlibat dalam konflik di Afghanistan.

Laporan itu merekomendasikan agar 19 tentara yang diduga terlibat dirujuk ke polisi federal untuk penyelidikan kriminal.

Ditanya tentang masalah ini pada konferensi pers harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying malah menyalahkan pihak Australia. [ab/lt]

XS
SM
MD
LG