Vaksin ketiga COVID-19 sedang menuju ke klinik-klinik dan apotek-apotek di seluruh Amerika Serikar (AS). Namun, para pejabat kesehatan AS memperingatkan lonjakan kasus lainnya bisa melanda negara itu.
Para regulator menyetujui vaksin dari perusahaan farmasi Johnson & Johnson pada akhir pekan lalu. Hampir 4 juta dosis diharapkan akan tersedia di lokasi-lokasi vaksinasi paling cepat pada Selasa (2/3).
Namun setelah penurunan tajam selama beberapa minggu, jumlah kasus dan kematian COVID-19 kembali meningkat. Para pakar prihatin varian virus corona yang lebih mudah menular akan melanda.
Situasi tersebut terjadi sementara sebagian besar negara bagian melonggarkan pembatasan yang mencegah penyebaran penyakit itu.
“Sekarang bukan waktunya untuk melonggarkan pertahanan penting yang kita tahu akan menghentikan penyebaran COVID-19," kata Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit AS (CDC) dalam konferensi pers Tim Penanggulangan COVID-19 di Gedung Putih.
Meski jumlah kasus menurun, AS masih mencatat hampir 70 ribu kasus dan 2.000 lebih kematian per hari.
“Camkan dengan baik. Pada tingkat kasus saat ini, ditambah dengan penyebaran varian baru, kita akan benar-benar kehilangan apa yang sudah kita capai dengan susah-payah. Varian ini benar-benar ancaman bagi rakyat dan kemajuan kita," kata Walensky.
Vaksin Johnson & Johnson sekitar 85 persen efektif untuk mencegah sakit parah dalam percobaan klinis di delapan negara dan tiga benua.
Percobaan itu termasuk di Afrika Selatan di mana kasus varian virus corona yang lebih mudah menular paling banyak ditemukan. [my/pp]