Presiden Emmanuel Macron hari Senin (15/3) mengumumkan Perancis menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca setidaknya hingga Selasa siang (16/3) ketika Badan Medis Eropa EMA merilis laporan pandangannya.
“Sejalan dengan kebijakan Eropa, keputusan telah diambil, yaitu menangguhkan – sebagai langkah berjaga-jaga – vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca, sambil berharap agar vaksinasi dapat dilanjutkan kembali jika EMA mengijinkan hal itu. Kita memiliki aturan sederhana yaitu membiarkan sains dan otoritas berwenang memberikan pencerahan atas pilihan kita, dan melakukannya sebagai bagian dari strategi Eropa. Jadi kami menangguhkan hal ini hingga besok sore,” kata Macron.
Jerman Tangguhkan Vaksinasi AstraZeneca
Pengumuman Macron ini hanya berselang beberapa jam setelah Jerman mengambil langkah serupa di tengah kekhawatiran bahwa vaksin AstraZeneca memicu pembekuan darah pasien-pasien yang divaksinasi.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, “Mengingat rekomendasi Paul Ehrlich Institute baru-baru ini, pemerintah federal menangguhkan vaksinasi virus corona dengan vaksin AstraZeneca sebagai langkah berjaga-jaga. Hal yang melatarbelakangi ini adalah kasus-kasus trombosis otak yang dilaporkan baru-baru ini, yang untuk sementara dianggap memiliki hubungan dengan vaksinasi AstraZeneca.”
AstraZeneca mengatakan tidak ada alasan untuk khawatir dengan vaksin buatannya dan bahwa lebih sedikit laporan kasus trombosis pada mereka yang divaksinasi vaksin itu dibanding keseluruhan jumlah yang menerimanya.
Badan Medis Eropa EMA dan Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengatakan bahwa data tidak menunjukkan vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah dan orang seharusnya dapat terus divaksinasi. [em/lt]