Uni Eropa hari Kamis, (6/5) mengumumkan rencana akan mengizinkan Amerika, Kanada dan Norwegia untuk bergabung dalam proyek "mobilitas militer." Ini pertama kali blok itu akan mengizinkan negara-negara di luar keanggotaannya bergabung dalam operasi militer.
Dalam pertemuan di Brussel, menteri-menteri pertahanan Uni Eropa menyetujui rencana bagi tiga negara anggota NATO itu bergabung dalam proyek blok itu, guna mempercepat pergerakan pasukan dan peralatan di seluruh Eropa dengan memangkas prosedur birokrasi yang bisa memperlambat penempatan. Keputusan itu menandai kerja sama Uni Eropa-NATO yang lebih baik.
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan, "Memastikan bahwa pasukan dapat bergerak lintas perbatasan di Eropa adalah masalah yang sangat penting, tidak hanya untuk Uni Eropa tetapi juga untuk NATO." NATO telah mengindikasikan mobilitas militer seperti itu sangat penting jika terjadi konflik dengan Rusia.
Menteri-menteri Uni Eropa, Kamis, juga membahas rencana membentuk misi pelatihan militer di Mozambik untuk membantu pemerintah di sana memerangi ekstremis Muslim. Kepada wartawan di Brussel, Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa perkembangan di Mozambik "semakin memprihatinkan."
"Terus terang, jika kita tidak bisa mengirim misi pada akhir tahun, saya akan menganggap itu bukan hasil yang baik," ujarnya.
Misi semacam itu dapat diluncurkan pada paruh kedua 2021, dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan apakah akan memasok peralatan militer kepada tentara Mozambik.[ka/lt]