Ada jalan yang “dapat dilewati tetapi sempat” bagi dunia untuk menghindari dampak paling dahsyat dari perubahan iklim, kata Badan Energi Internasional (IEA) dalam sebuah laporan yang dikeluarkan Selasa (18/5).
Jalan itu mencakup penghentian segera investasi baru dalam produksi minyak, gas, dan batu bara, penghentian penjualan mobil bertenaga bensin selambatnya tahun 2035 dan pemasangan energi terbarukan empat kali lipat dari laju rekor tahun lalu.
“Skala dan kecepatan upaya yang dituntut oleh tujuan yang kritis dan menakutkan ini ... mungkin menjadikannya tantangan terbesar yang pernah dihadapi umat manusia,” kata Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol dalam sebuah pernyataan.
Sisi positifnya, kata laporan itu, adalah bahwa investasi $5 triliun per tahun selambatnya tahun 2030 memberikan dorongan besar bagi perekonomian global, menambah jutaan pekerjaan di bidang energi bersih, efisiensi energi dan manufaktur, serta meningkatkan pertumbuhan PDB global sebesar 0,4 persen per tahun.
Laporan badan yang berbasis di Paris bertajuk “Emisi Nol pada tahun 2050: Peta Jalan menuju Sektor Energi Global,” itu mengatakan bahwa komitmen pada perbaikan iklim yang telah dibuat oleh negara-negara sejauh ini, “bahkan jika tercapai sepenuhnya, akan sangat tidak mencukupi apa yang dibutuhkan untuk membawa emisi karbon dioksida (CO2) global terkait energi menjadi nol pada tahun 2050” dan membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius, tujuan yang ditetapkan oleh perjanjian iklim PBB di Paris.
Tenaga listrik harus bebas karbon pada 2040, kata laporan itu, dan produsen kendaraan harus berhenti menjual mesin berbahan bakar minyak pada 2035.
Laporan itu muncul ketika Presiden AS Joe Biden mengunjungi pabrik Ford Motor Co. pada hari Selasa (18/5) yang memproduksi truk pickup model baru bertenaga listrik. [lt/em]