Wakil Presiden AS Kamala Harris bertemu dengan Presiden Meksiko Andrés Manuel Lopéz Obrador hari Selasa (8/6) di Mexico City. Sebelum menggelar pertemuan, keduanya menyaksikan penandatanganan kesepakatan kedua negara untuk bekerja sama mengurangi arus migrasi dari Amerika Tengah.
Kesepakatan itu bertujuan untuk meningkatkan upaya Harris dalam menurunkan jumlah migran dari negara-negara Segitiga Utara Amerika Tengah – Guatemala, El Salvador dan Honduras – ke Amerika Serikat.
Harris mengatakan, “Bersama-sama, secara tatap muka, kami berbincang secara langsung dan terus terang. Kami juga menggelar pertemuan bilateral yang sangat produktif. Amerika Serikat menganggap Meksiko sebagai mitra dalam banyak isu, sebagaimana dibuktikan dengan penandatanganan MOU hari ini antara AS dan Meksiko untuk menggabungkan sumber daya kami untuk mengatasi masalah di Amerika Tengah.”
Sementara itu, Presiden Meksiko Andrés Manuel Lopéz Obrador memastikan bahwa pertemuan hari ini membahas masalah arus migrasi di perbatasan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Meksiko, Marcelo Ebrard, mengatakan, “Fokus hari ini adalah bagaimana mengatasi akar penyebab migrasi. Kami tidak akan membicarakan strategi operasi dan hal lainnya. Pertemuan ini tidak direncanakan untuk membahas itu.”
Meskipun pada pertemuan virtual dengan Harris yang lalu Presiden Lopéz Obrador berkomitmen bahwa AS dapat “mengandalkan” Meksiko untuk membantu mengatasi masalah migrasi tidak biasa, ia sebelumnya menyalahkan Presiden Joe Biden atas peningkatan migrasi di perbatasan kedua negara.
Sementara pertemuan sedang berlangsung, Henry Armando Rodríguez (27), migran asal El Paraiso di Honduras, tengah beristirahat di luar tempat penampungan migran di Tecun Uman, perbatasan Guatemala-Meksiko, dalam perjalanannya menuju AS. Kepada Associated Press, ia mengaku tak tahu-menahu soal kunjungan Harris.
Henry lantas menjelaskan alasannya meninggalkan tanah airnya: keputusasaan akibat kemiskinan yang mendera ia dan keluarganya. “Sejujurnya, ada banyak kemiskinan di negara kami. Sayangnya, kami harus pergi dari sana untuk mencari peluang baru. Terkadang kebutuhan ekonomi memaksa Anda membuat keputusan ini,” ujarnya.
Pemerintahan Biden kewalahan dengan jumlah anak-anak dan keluarga migran yang tiba di perbatasan AS-Meksiko, sebagian besar berasal dari Amerika Tengah. AS telah meminta bantuan Meksiko untuk memperlambat proses transit di seluruh wilayahnya.
Menurut data bulanan terakhir Kantor Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, di antara mereka yang menyeberang ke AS secara ilegal pada bulan April, migran asal Meksiko berjumlah 36% - tertinggi di antara migran lainnya, disusul 22% asal Honduras dan 17% asal Guatemala.
Pada hari Senin, Harris bertemu dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei dan mengatakan kedua pemimpin telah melakukan pembicaraan yang “substantif” tentang upaya memerangi korupsi untuk mencegah migrasi dari Amerika Tengah. Harris juga secara blak-blakan memperingatkan para migran untuk tidak datang ke Amerika Serikat.
“Bersamaan dengan itu, saya ingin menjelaskan kepada warga di kawasan ini yang berpikir untuk melakukan perjalanan yang berbahaya ke perbatasan Amerika Serikat – Meksiko: jangan datang, jangan datang.”
Wapres Harris mengatakan warga di negara-negara Segitiga Utara – Guatemala, Honduras dan El Salvador – serta Meksiko membutuhkan pembangunan ekonomi yang dapat menjanjikan kehidupan yang lebih baik dari pada mencoba pindah ke AS.
Amerika Serikat juga telah menjanjikan bantuan senilai $310 juta untuk membantu para pengungsi dan mengatasi kekurangan pasokan makanan. Baru-baru ini, Harris juga telah menerima komitmen sejumlah perusahaan dan organisasi AS untuk berinvestasi di negara-negara Amerika Tengah untuk mempromosikan peluang ekonomi dan pelatihan kerja.
Tak lama setelah Harris bertemu dengan pemimpin Guatemala, di Washington DC, Jaksa Agung AS Merrick Garland mengumumkan pembentukan satuan tugas penegakan hukum yang bertujuan memerangi perdagangan manusia dan kelompok penyelundupan di Meksiko dan negara-negara Segitiga Utara.
AS juga menyatakan pada pekan lalu akan mengirim 500 ribu dosis vaksin Covid-19 ke Guatemala, dan satu juta dosis lainnya ke Meksiko. [rd/lt]