Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris, Senin (7/6), menekankan "kekuatan harapan" dan upaya baru untuk memerangi korupsi guna membujuk warga Amerika Latin agar tetap tinggal di negara mereka daripada menempuh migrasi yang berbahaya ke utara menuju Amerika.
Dalam lawatan luar negeri pertamanya sebagai Wakil Presiden Harris pada konferensi pers di Guatemala City mengatakan warga Amerika Latin “tidak ingin meninggalkan negara di mana mereka dibesarkan.”
Namun, ia mengatakan warga di negara-negara Northern Triangle atau Segitiga Utara, yaitu Guatemala, Honduras dan El Salvador, serta Meksiko, membutuhkan pembangunan ekonomi yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik daripada mencoba pindah ke AS.
Harris mengatakan "akan tiba" bantuan Washington dan investasi swasta yang didorong oleh pemerintah AS dalam bidang pertanian, perumahan, dan bisnis.
“Kita mempunyai alasan untuk percaya bahwa kita bisa memberi dampak,” katanya.
Namun, Harris memperingatkan Guatemala, "Jangan datang" ke AS. "Kami tidak takut untuk menegakkan hukum dan perbatasan kami," katanya.
Harris mengadakan apa yang disebutnya pembicaraan "sangat jujur, terus terang" dengan Presiden Guatemala Alejandro Giammattei mengenai korupsi di Guatemala, dan mendesak perlunya "sistem pengadilan yang kuat" dan pemerintahan sipil.
Tak lama setelah pertemuan Harris dengan pemimpin Guatemala, Jaksa Agung AS Merrick Garland di Washington mengumumkan pembentukan satuan tugas penegakan hukum yang bertujuan memerangi perdagangan manusia dan kelompok penyelundup di Meksiko dan negara-negara Segitiga Utara.
"Kita menciptakan gugus tugas ini untuk mengatasi korupsi, penyelundupan manusia, untuk memastikan kemajuan jika kita ingin menarik investasi," kata Harris.
Pada konferensi pers itu Giammattei menyalahkan penyelundup narkoba sebagai penyebab korupsi. Ia mengatakan AS dan Guatemala sepakat menciptakan "proses yang sangat sederhana" melalui visa untuk mengizinkan migrasi reguler ke AS. Kedua negara juga akan memprioritaskan reunifikasi keluarga.
Selain bertemu dengan Giammattei, Harris juga hadir dalam pertemuan dengan tokoh masyarakat Guatemala dan masyarakat sipil, dan kemudian bertemu dengan inovator dan pengusaha muda, termasuk beberapa perempuan pengusaha.
Harris, Selasa (8/6), mengadakan pembicaraan dengan Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador di Mexico City dan juga bertemu dengan para pengusaha dan pemimpin buruh.
Perjalanan Harris sangat dibayangi implikasi politik AS, dengan Partai Republik menyalahkan Presiden Joe Biden dan Harris atas lonjakan migran yang mencoba melintasi perbatasan barat daya AS dengan Meksiko. Angka terbaru menunjukkan agen perbatasan AS pada April menghadapi 178 ribu migran, 44 persen di antaranya dari Amerika Tengah.
Pada konferensi persnya, Harris mengalihkan pertanyaan tentang kapan ia akan berkunjung ke perbatasan, meskipun mengatakan akan melakukannya.
Pada konferensi pers baru-baru ini, beberapa anggota Partai Republik menampilkan kotak susu yang berisi foto Harris dengan judul: "HILANG DI PERBATASAN."
Biden telah menugaskan Harris untuk memimpin upaya mengatasi penyebab di balik peningkatan jumlah migran yang bepergian ke perbatasan AS-Meksiko.
Pejabat pemerintah menyoroti korupsi sebagai faktor utama di balik migrasi serta perusahaan swasta yang menghindari perluasan investasinya di Amerika Tengah.
“Bagi kami, ini adalah kaitan langsung antara korupsi dan orang-orang yang tiba di perbatasan barat daya kami,” kata seorang pejabat.
Menjelang perjalanannya, Harris mengumumkan bantuan $310 juta untuk mendukung pengungsi dan mengatasi kekurangan pangan. Ia juga baru-baru ini mengantongi komitmen dari perusahaan dan organisasi AS untuk berinvestasi di negara-negara Amerika Tengah guna mempromosikan peluang ekonomi dan pelatihan kerja.
AS pekan lalu juga mengatakan akan mengirim 500 ribu dosis vaksin virus corona ke Guatemala dan satu juta ke Meksiko. [my/ka]