Tautan-tautan Akses

Umat Hindu, Sikh Afghanistan Kesulitan dan Terjebak di India 


Sejumlah umat Sikh menyalakan lilin di Kuil Emas di Amritsar, India, 30 November 2020.
Sejumlah umat Sikh menyalakan lilin di Kuil Emas di Amritsar, India, 30 November 2020.

Umat Hindu dan Sikh Afghanistan yang pindah ke India karena memburuknya keamanan di negara mereka, kesulitan menghadapi kondisi hidup yang buruk. Sebagian keluarga bahkan sudah kembali ke Afghanistan.

“Kami berada dalam situasi di mana kami tidak memiliki pilihan,” kata Singh, seorang Sikh berusia 24 tahun yang kehilangan ayah, keponakan, dan ipar perempuannya dalam serangan Maret 2020 di sebuah kuil Sikh di daerah Shor Bazaar Kabul yang menewaskan 25 orang.

“Kami tidak bisa pergi ke Afghanistan, dan kami terjebak di India. Kami belum dipindahkan ke AS atau Kanada seperti yang dijanjikan," imbuhnya.

Setelah serangan itu, yang diklaim dilakukan oleh ISIS, sekitar 200 keluarga Hindu dan Sikh pergi ke India sebagian dengan visa khusus dengan harapan dipindahkan ke negara ketiga.

Seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, anggota diaspora Sikh dan Hindu Afghanistan yang kebanyakan dari mereka berbasis di Kanada dan Eropa pada Agustus setuju untuk mensponsori eksodus ke India, yang merupakan tempat tinggal bagi komunitas besar Hindu dan Sikh.

Beberapa legislator Kanada juga menyerukan program untuk memberikan status pengungsi khusus kepada warga Sikh dan Hindu Afghanistan, tetapi VOA belum bisa memverifikasi apakah pada akhirnya ada yang berhasil dipindahkan ke Amerika Utara.

Bulan lalu sekitar 40 keluarga Hindu dan Sikh kembali ke Afghanistan setelah tinggal di India selama sembilan bulan.

Singh, yang meminta agar nama lengkapnya tidak digunakan, mengatakan hidup di India sulit karena “orang tidak bisa mendapat pekerjaan, dan kami tidak memiliki dukungan keuangan.”

Sarmeet Singh, 25, seorang warga Sikh Afghanistan yang sudah tinggal di India sejak ayahnya dibunuh di Herat, Afghanistan, dua tahun lalu, mengatakan penutupan wilayah akibat COVID-19 telah menyebabkan mencari pekerjaan “bahkan lebih sulit lagi.”

Sarmeet, yang memiliki seorang putri berusia 4 tahun, mengatakan jika keadaan tidak berubah, ia terpaksa akan kembali meskipun ada risiko kekerasan.

“Jika tidak ada serangan bunuh diri dan pembunuhan yang ditargetkan, saya dan warga Sikh lainnya akan kembali ke negara asal kami,” kata Sarmeet kepada VOA. [my/pp]

Recommended

XS
SM
MD
LG