Badan Antariksa Eropa (European Space Agency/ESA) berharap untuk merekrut dan menerbangkan astronaut penyandang disabilitas pertama di dunia. Kepala ESA Josef Aschbacher kepada Reuters, Jumat (25/6), mengatakan ratusan calon para-astronaut telah melamar posisi tersebut.
Aschbacher mengatakan program antariksa beranggotakan 22 orang tersebut baru saja menutup program rekrutmen terbaru dalam sepuluh tahun terakhir. Sebanyak 22.000 mendaftar dalam program rekrutment tersebut.
"Kami ingin meluncurkan astronaut penyandang disabilitas, yang akan menjadi yang pertama kalinya," imbuh Aschbacher asal Austria itu. "Namun saya juga senang untuk ESA karena ini menunjukkan bahwa ruang angkasa adalah untuk semua orang, dan itu adalah sesuatu yang ingin saya sampaikan."
ESA, yang roket Ariane-nya pernah mendominasi pasar untuk peluncuran satelit komersial, menghadapi persaingan yang semakin ketat dari perusahaan baru yang didanai oleh investor teknologi seperti Blue Origin milik Jeff Bezos dan SpaceX milik Elon Musk.
Pendiri Amazon, Bezos, berharap bulan depan menjadi orang pertama yang pergi ke luar angkasa dengan roketnya sendiri. Misi itu akan semakin menegaskan peran para miliarder teknologi di bidang yang pernah didominasi oleh lembaga publik.
"Ruang angkasa berkembang sangat cepat dan jika kita tidak mengatasi ketertinggalan, kita tertinggal," tambahnya. Bezos memaparkan rencana untuk mereformasi badan itu menjadi lebih berjiwa bisnis yang siap bekerja dengan pemodal ventura untuk membantu mengembakan perusahaan rintisan Eropa. Agensi tersebut diharapkan bisa menyaingi para pemain Silicon Valley pada suatu hari.
Tantangannya yang sangat besar adalah anggaran ESA sebesar 7 miliar euro ESA hanya sepertiga dari anggaran NASA. Selain itu, ESA hanya melakukan tujuh atau delapan peluncuran roketnya per tahun, jumlah yang mini dibandingkan 40 peluncurah per tahun yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
Iklan pekerjaan tahun ini menarik minat hampir tiga kali lipat dari 8.000 lamaran yang diterima satu dekade lalu. Seperempatnya dari pelamar adalah perempuan, naik dari sebelumnya hanya 15%. ESA berjanji untuk mengembangkan teknologi untuk memastikan penyandang disabilitas, seperti kaki yang diamputasi, bisa berperan penuh.
Dan para astronot itu akan tidak hanya akan melakukan misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Beberapa akan dikirim ke stasiun Gateway, yang rencananya akan dibangun AS di Bulan. Sementara itu, negara-negara anggota ESA sedang mempertimbangkan undangan dari badan antariksa China dan Rusia untuk berpartisipasi dalam proyek pangkalan bulan yang serupa. [ah/ft]