Dengan rumah-rumah pusaka atau peninggalan masa lalu yang menawan, gedung-gedung publik yang besar, dan kuil-kuil keagamaan yang bertengger di atas tiga bukit yang menghadap ke alun-alun kota, Kota Salt yang bersejarah di Yordania baru-baru ini dimasukkan ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO.
Kota yang terletak di barat laut Amman itu merupakan ibu kota masa Kesultanan Ottoman yang makmur sebagai pusat perdagangan selama 60 tahun terakhir masa kesultanan, dengan kehadiran para pedagang Palestina, Suriah dan Lebanon.
Kota itu menopang ratusan bangunan bersejarah yang terpelihara dengan baik dan fungsional, yang memadukan gaya art nouveau Eropa, neo-kolonial, dan arsitektur lokal.
“Kami bicara tentang nilai global luar biasa yang diberikan kota ini. Desain arsitektur lokal yang unik ini merupakan hasil dari pertukaran budaya antara para pedagang yang dulu sering mengunjungi kota ini karena merupakan kota yang aman dengan penduduknya yang tenteram. Selain keberlanjutan tradisi di kota itu, Salt adalah kota tradisi yang hidup, warganya juga masih tinggal di gedung-gedung (asli)nya, dan mereka menggunakan jalan-jalan dan lorong-lorong di sana dalam keseharian mereka," kata arsitek Proyek Pengembangan Kota Salt, Lian Abu Salim, kepada Reuters.
Dijuluki UNESCO sebagai ‘Tempatnya toleransi dan keramahan perkotaan,’ kota itu terkenal berkat toleransi antarumat beragama serta keramahtamahannya yang luar biasa.
“Waktu yang dipilih untuk menambahkan Kota Salt ke dalam daftar situs warisan dunia sangatlah tepat. Kota ini berhak mendapatkannya, dengan warisan budaya dan kotanya, serta koeksistensi dan toleransi antarumat beragama antara umat Muslim dan Kristen yang menjadi sebuah simbol dan keunikan kawasan ini," ujar Saber Khleifat, salah seorang pemilik toko suvenir di sana, kepada Reuters.
Baik umat Islam maupun Kristen hidup berdampingan secara damai di kota itu selama berabad-abad. Kota Salt juga dipenuhi masjid-masjid dan banyak gereja kuno yang saling bertetangga, dengan dekorasi arsitektur berupa tulisan dan simbol-simbol agama.
Meski demikian, ada beberapa aspek yang tetap dapat dikembangkan, menurut Thaera Arabiyat, penduduk Kota Salt.
“Keputusan itu penting untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata, akan tetapi perlu beberapa langkah untuk membangunnya. Pertama, infrastruktur kota ini harus dikembangkan. Kedua, monumen-monumen tersembunyi di kota ini harus dipromosikan – kami sebagai warga tahu monumen-monumen itu, tapi orang lain tidak. Kami punya banyak situs unik, tapi itu semua perlu mendapat lebih banyak perhatian dan perawatan," paparnya.
Kota Salt adalah situs keenam di Yordania yang masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia.
“Pelestarian warisan budaya dan keberlanjutannya oleh generasi mendatang adalah apa yang kami harapkan. Tujuan penambahannya ke dalam daftar situs warisan budaya, selain untuk pengakuan status globalnya, juga untuk pelestarian warisan tersebut," kata Lian Abu Salim.
UNESCO menambahkan 34 situs baru ke dalam daftar itu saat sidang komite warisan dunia ke-44 dilangsungkan secara virtual 16 hingga 31 Juli lalu. [rd/lt]