Perdana Menteri Polandia mengatakan, Selasa (24/8), Belarus dengan sengaja mendorong para migran dari Timur Tengah untuk memasuki Polandia untuk mengacaukan Uni Eropa.
“Tetangga timur kami mencoba secara sistematis, dan dengan cara yang terorganisasi, untuk mengacaukan situasi politik,” kata Mateusz Morawiecki dalam kunjungan ke Kota Kuznica di Polandia timur.
Sekitar 3.000 migran, sebagian dari Irak dan Afghanistan, telah berusaha memasuki Polandia dari Belarus bulan ini, lapor kantor berita Associated Press. Polandia menolak mereka masuk dan pada Senin (23/8) mengatakan akan membangun pagar untuk menghalangi mereka masuk Polandia.
Pemerintah Polandia mengatakan, Selasa (24/8), telah menyediakan tenda, selimut dan generator listrik untuk para migran, yang tetap berada di wilayah Belarus.
Pada Selasa (24/8), badan pengungsi PBB, UNHCR, menyerukan agar Polandia memberikan dukungan medis dan hukum kepada para migran.
Morawiecki mengatakan upaya Belarus akan gagal karena “perbatasan Polandia akan dijaga dengan sangat baik.”
Polandia tidak sendirian dengan tuduhan terhadap Belarus itu. Negara-negara lain di kawasan Baltik juga mengatakan Minsk mendorong para migran ke arah negara-negara mereka. Mereka mengatakan langkah itu sebagai pembalasan atas sanksi Uni Eropa terhadap Belarus menyusul tindakan keras pemerintah terhadap mereka yang memprotes pemilihan kembali Presiden Alexander Lukashenko pada Agustus 2020 yang disengketakan.
Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, mengatakan sedang memantau situasi.
“Kami dengan tegas menolak upaya untuk memperalat orang untuk tujuan politik,” kata juru bicara Komisi Eropa Christian Wigand di Brussels. “Kami tidak dapat menerima upaya apa pun oleh negara ketiga untuk menghasut atau menyetujui migrasi ilegal” ke Uni Eropa.
Wigand menyerukan “manajemen perbatasan yang tertib” dan “penghormatan penuh terhadap hak-hak dasar para migran.” [lt/em]