Kolonel Mamady Doumbouya, yang memimpin kudeta bulan lalu di Guinea, berjanji untuk menghormati komitmen internasional negara itu sementara beralih ke pemerintahan sipil. Janji tersebut disampaikan ketika ia, Jumat (1/10) dilantik sebagai presiden sementara.
Doumbouya, yang memimpin penggulingan Presiden Alpha Conde pada 5 September, dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung Mamadou Sylla untuk masa transisi yang belum ditentukan lamanya.
Presiden sementara yang baru ini berbicara tentang komitmennya bahwa ia maupun anggota junta tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang yang telah dijanjikan militer akan diselenggarakan setelah masa transisi.
Misi pemerintahannya, katanya, adalah untuk "membangun kembali negara" dengan merancang konstitusi baru, memerangi korupsi, mereformasi sistem pemilihan dan kemudian menyelenggarakan pemilihan yang "bebas, bisa dipercaya, dan transparan".
Upacara pengambilan sumpah berlangsung di Mahkamah Agung dihadiri tokoh-tokoh lokal dan utusan asing, termasuk duta besar China dan Rusia, serta istri dan ibu Doumbouya.
Setelah dilantik dalam pesan kepada bangsa yang dibacakan di televisi, Doumbouya mengatakan bahwa " seorang perdana menteri akan ditunjuk dalam beberapa hari mendatang dan kemudian pemerintahan serta berbagai organ transisi."
Ia juga mengumumkan pembentukan badan untuk memerangi korupsi.
Banyak negara Barat membatasi kehadirannya pada acara pelantikan itu dengan mengirim diplomat yang berpangkat lebih rendah. [my/pp]