Uni Eropa akan memberi lebih banyak "bantuan langsung" ke Afghanistan guna mencegah bencana kemanusiaan. Demikian diumumkan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Senin (11/10).
Mengetahui ekonomi Afghanistan berada di ambang kehancuran, sementara kelaparan dan krisis besar kemanusiaan membayangi, menurut Borell, ada kebutuhan mendesak untuk memberi lebih banyak bantuan ke negara itu.
"Kami akan memberi bantuan melalui mitra-mitra multilateral kami, dengan tetap menghormati prinsip-prinsip keterlibatan kami yang telah disepakati," katanya. Tetapi ia bersikeras, tidak berarti Uni Eropa mengakui pemerintahan Taliban. Ia menegaskan, blok itu hanya akan melanjutkan kerja sama pembangunan reguler setelah Taliban memenuhi "lima tolok ukur" yang disyaratkan Uni Eropa," ujar Borrell.
Tolok ukur itu mencakup tidak menjadikan Afghanistan sebagai basis terorisme internasional, menghormati aturan hukum dan hak asasi manusia, dan mengizinkan kepergian warga asing dan warga Afghanistan yang berisiko.
Sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus, ekonomi Afghanistan bergantung pada bantuan internasional, yang mencapai 75% dari anggaran belanja. Negara itu mengalami krisis likuiditas karena aset-asetnya masih dibekukan di Amerika dan negara-negara lain. Pemberian bantuan dari organisasi internasional sementara ini ditunda. [ka/lt]