Mentri Pertahanan Israel dan Kepala Badan Mata-Mata Israel Mossad melawat ke Washington pekan ini, untuk membahas perundingan nuklir Iran yang diperbarui dan kini terhenti.
Sewaktu para utusan internasional berusaha untuk memperbarui perundingan tentang kesepakatan nuklir Iran, para pejabat Israel mengambil langkah keras terhadap Iran dan berusaha membujuk negara-negara Barat untuk mengambil pendekatan yang sama.
Perdana Mentri Israel, Naftali Bennett mengatakan, “Iran tidak pantas mendapat imbalan, tidak ada kesepakatan tawar-menawar, dan tidak ada keringanan sanksi sebagai imbalan atas kebrutalan mereka. Saya menyerukan kepada sekutu kami di seluruh dunia: 'Jangan menyerah pada pemerasan nuklir Iran'."
Sejak pemerintahan Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018, Iran telah melanggar banyak larangan berdasarkan pakta yang dirancang untuk menghambat kemampuannya membuat senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional, IAEA, baru-baru ini menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa Iran mempercepat program nuklirnya.
Banyak analis Israel khawatir program nuklir Iran tidak akan mengalami kemunduran melainkan kemajuan.
Sima Shein dari Institut Studi Keamanan Nasional mengatakan, “Kini pilihan bagi masyarakat internasional untuk menghentikan program nuklir lebih sedikit, menurut saya dan ada lebih banyak tekad di pihak Iran.”
Laporan mengatakan, Israel menyetujui anggaran 1,5 miliar dolar untuk mempersiapkan serangan militer terhadap Iran. Analis mengatakan serangan ini akan sulit dicapai oleh Israel sendiri, karena fasilitas nuklir Iran tersebar di setidaknya lima lokasi terpisah, beberapa di antaranya jauh di bawah tanah.
Namun, Israel percaya bahwa opsi militer yang handal diperlukan untuk membuat Iran mau bekerja sama.
Selain opsi militer, Israel terus menekan Iran dalam bidang dunia maya. Laporan berita mengatakan, Israel meluncurkan serangkaian serangan siber terhadap program nuklir dan infrastruktur sipil Iran, karena Iran dicurigai melakukan serangan siber baru-baru ini terhadap sistem jaringan air dan perusahaan teknologi Israel.
Boaz Dolev dari Clear Sky Cyber Security mengatakan, “Kini alat paling penting yang diincar negara-negara adalah perangkat dunia maya, negara-negara berusaha untuk memperoleh informasi, meretas ke dalam komputer untuk mengendalikan komputer kita karena semuanya diaktifkan oleh komputer.”
Pemerintahan Biden menyatakan sedang bekerja untuk menghidupkan kembali proses diplomatik, meskipun mereka mengakui bahwa Iran tampaknya tidak serius tentang negosiasi itu.
Sementara itu, Israel berencana untuk terus membangun kekuatan militernya dan kemampuan pertahanan dunia mayanya. [ps/jm]