Amna Rehman lahir tanpa tangan dan bahkan tanpa lengan. Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, keluarganya akhirnya bisa membelikannya lengan prostetik, tepatnya robot lengan plastik yang diproduksi Bioniks Pakistan. Menurutnya, mempelajari cara mengoperasikan perangkat bionik ini tidaklah mudah.
“Prosesnya berjalan dengan baik. Saya merasa dapat menggunakan lengan buatan ini dengan lebih baik dan lebih efektif. Saya kira ini hanya membutuhkan banyak latihan. Seperti baru dilahirkan kembali, saya mencoba mempelajari sesuatu yang baru. "
Anas Niaz, salah satu pendiri Bioniks Pakistan, membenarkan itu. Ia membantu Rehman mengoperasikan lengan prostetik itu. Lewat beberapa latihan, Rehman dibantu memahami sensitivitas gerakan dan apa yang dapat dilakukannya dengan lengan prostetik itu.
Menurut Niaz, agar berfungsi dengan baik, lengan bionik harus terhubung dengan benar ke lengan manusia. Lengan prostetik ini berfungsi serupa dengan yang banyak tersedia di negara-negara Barat, tapi dengan harga yang lebih terjangkau.
"Tentu saja, lengan bionik seperti ini memang ada di Barat, tetapi harganya sangat tinggi dan tidak cocok untuk lingkungan seperti ini. Yang kami lakukan adalah membuat lengan bionik dengan biaya yang sangat rendah sehingga terjangkau oleh orang-orang yang tidak mampu. Kami memiliki daftar sponsor yang ikut membiayai proses pembuatan lengan prostetik ini."
Sejak 2019, Bioniks telah menjual 135 lengan prostetik. Sekitar 80 persen biaya pembuatannya didanai sumbangan amal.
Lengan prostetik buatan Bioniks dijual dengan harga sekitar 1.900 dolar AS. Produk serupa di Eropa dan AS diperdagangkan dengan harga hingga 20.000 ribu dolar AS.
Bioniks Pakistan memanfaatkan bahan baku lokal untuk memproduksinya. Mereka juga merancang sendiri sensor-sensor yang dapat mendeteksi impuls elektronik dari otak.
Sensors-sensor yang digunakan dalam Bioniks Pakistan, kata Niaz, tahan air dan lebih cocok untuk iklim panas dan lembab di Asia Selatan. [ab/uh]