Tautan-tautan Akses

Alat Bantu Penuh Gaya Bagi Warga Difabel


University Pittsburgh Medical Center (UPMC) memperlihatkan penelitian terhadap penggunaan sensor yang dapat menggerakkan lengan robot untuk membantu penderita lumpuh (Foto: dok).
University Pittsburgh Medical Center (UPMC) memperlihatkan penelitian terhadap penggunaan sensor yang dapat menggerakkan lengan robot untuk membantu penderita lumpuh (Foto: dok).

Sebuah pameran baru memperlihatkan gawai-gawai dan karya-karya desainer yang bertujuan membuat kehidupan warga difabel lebih mudah dan lebih gaya.

Salah satu benda yang dipamerkan adalah alat bantu dengar yang terlihat seperti anting-anting berhias batu permata. Ada juga busana yang memungkinkan warga tuna rungu merasakan getaran musik.

Itu hanyalah sebagian dari alat-alat bantu bergaya yang dipamerkan di museum desain Cooper Hewitt di New York, jelas direkturnya Caroline Baumann.

“Ada tren baru dalam prostetik yaitu tidak perlu menutupi kekurangan,” ujar Caroline Baumann.

Kaki prostetik warna warni buatan perusahaan desain Canada bisa mengubah kaki buatan menjadi karya seni.

“Ini bertujuan menghapuskan stigma. Jadi pengguna tidak perlu menutupi alat bantu dengar atau kaki prostetik. Pengguna jadi lebih percaya diri dan merasa mampu melakukan sesuatu dengan alat yang telah dirancang sangat baik ini dan tidak perlu merasa malu,” lanjut Caroline Baumann.

Kunci sukses bagi banyak dari produk-produk ini adalah praktis, dan siapapun bisa mengapresiasinya.

Sepatu sneaker Nike "FlyEase", misalnya, didesain untuk seorang pelajar yang mengidap cerebral palsy. Bagian belakang sepatu ini bisa dibuka dengan ritsleting sehingga terlihat seperti selop, supaya mudah digunakan, termasuk oleh anak kecil.

Gelang GPS yang bergetar “Wayband” pada mulanya diperuntukkan bagi tuna netra dan para pelari dengan daya penglihatan rendah. Informasi navigasi diberikan lewat sentuhan, dan ini bisa bermanfaat bagi siapa saja.

Pasar yang lebih besar berarti harga produk-produknya lebih terjangkau, kata Keith Kirkland, perancang Wayband.

“Apabila kami bisa menciptakan perangkat yang awalnya mudah digunakan oleh tuna netra, bukan hanya para pelari buta yang menggunakannya tapi pelari manapun bisa menggunakannya. Kini banyak orang mendanai proyek riset dan pengembangan, dan kami bisa menggerakkan suatu komunitas dan komunitas itu mungkin bisa mengalami kemajuan lebih cepat dalam waktu yang lebih singkat,” ujar Keith Kirkland.

Jadi semua orang bisa mendapat manfaat dari berkembangnya pasar produk-produk yang dirancang untuk membuat kehidupan lebih mudah dan lebih bergaya. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG