Departemen Luar Negeri Amerika pada Jumat (29/4) menyampaikan belasungkawa atas kematian seorang warga negara Amerika dan mantan marinir yang tewas ketika berperang bersama pasukan Ukraina saat Rusia melancarkan serangan baru di bagian timur Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Jalina Porter mengatakan “kami mengetahui laporan-laporan ini dan tentu saja siap untuk memberikan semua bantuan konsuler yang diperlukan kepada keluarga. Namun untuk menghormati keluarga selama masa yang sangat sulit ini, kami belum memiliki informasi apapun untuk diumumkan.”
Willy Joseph Cancel, usia 22 tahun, bekerja di perusahaan kontraktor militer swasta ketika ia tewas pada Senin (25/4). Ia adalah warga Amerika pertama yang diketahui tewas ketika berperang di Ukraina.
Porter juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya wartawan Radio Free Europe/Radio Liberty Vira Hyrych.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan teman-temannya. Perang Rusia terus mendatangkan malapetaka di Ukraina dan bagi rakyatnya, dengan konsekuensi yang mengerikan bagi mereka yang terus membela keadilan dan menegaskan kebenaran terhadap kebrutalan perang itu,” ujar Porter.
Petugas penyelamat menemukan mayat Hyrych pada Jumat pagi setelah serangan udara Rusia menghantam gedung tempat tinggalnya di Kyiv Kamis (28/4) malam.
Dua Sukarelawan Inggris Ditahan Rusia
Laporan kematian Hyrych hanya berselang beberapa saat setelah laporan tentang penahanan dua sukarelawan Inggris yang membantu memberikan bantuan kemanusiaan di Ukraina oleh pihak militer Rusia di sebuah pos pemeriksaan di selatan Zaporizhzhia.
LSM Inggris “Presidium Network” mengatakan kedua laki-laki itu, yang merupakan warga sipil, bekerja secara independen sebagai bagian dari proyek menyediakan makanan, pasokan medis dan dukungan evakuasi di Ukraina. Salah seorang pendiri LSM itu, Dominik Byrne mengatakan kedua orang itu hilang Senin lalu setelah pergi ke wilayah yang dikuasai Rusia, di mana mereka berencana membantu mengevakuasi seorang perempuan.
Menteri Perdagangan Inggris Anne-Marie Trevelyan mengatakan kepada Sky News bahwa “kantornya melakukan semua yang dapat dilakukan untuk mendukung dan mengidentifikasi kedua laki-laki tersebut.” [em/pp]