Militer Amerika Serikat mengatakan Senin (5/9) bahwa mereka menerbangkan dua pesawat pengebom jarak jauh B-52 berkemampuan nuklir di atas Timur Tengah dalam upaya unjuk kekuatan.
Kedua pesawat itu lepas landas dari pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Inggris di Fairford, dan terbang di atas Laut Tengah, Semenanjung Arab dan Laut Merah pada hari Minggu dalam misi pelatihan bersama dengan pesawat-pesawat tempur Kuwait dan Arab Saudi, sebelum meninggalkan wilayah tersebut.
"Ancaman terhadap AS dan mitra-mitra kami tidak akan terabaikan," kata Letnan Jenderal Alexus Grynkewich, perwira tinggi Angkatan Udara AS di Timur Tengah dalam sebuah pernyataan. “Misi seperti ini ... menunjukkan kemampuan kita untuk menggabungkan kekuatan untuk menghalangi dan, jika perlu, mengalahkan musuh kita.''
Meskipun Komando Pusat militer AS tidak menyebutkan Iran, Washington telah sering mengirim pesawat pengebom B-52 ke wilayah tersebut ketika permusuhan membara antara AS dan Iran. Penerbangan terakhir seperti itu terjadi pada bulan Juni.
Musuh regional Iran, Israel, juga bergabung dalam misi multinasional tersebut. Meskipun tidak diakui oleh AS, tiga jet tempur F-16 Israel mengawal kedua bomber Amerika “melalui langit Israel dalam perjalanan mereka ke Teluk (Persia),'' kata militer Israel, menggambarkan kerja sama negara itu dengan militer AS sebagai kunci untuk “menjaga keamanan udara di Israel dan Timur Tengah.''
Komando Pusat diperluas tahun lalu untuk memasukkan Israel, sebuah langkah yang terlihat untuk mendorong kerja sama regional melawan Iran di bawah mantan Presiden Donald Trump.
Keputusan Trump empat tahun lalu untuk menarik AS dari kesepakatan nuklir penting Teheran dengan kekuatan dunia memicu serangkaian insiden yang meningkat di kawasan itu.
Bahkan ketika para diplomat sekarang memperdebatkan kemungkinan dipulihkannya perjanjian nuklir, Angkatan Laut Iran menyita dua drone laut Amerika di Laut Merah pekan lalu.
Penyitaan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan paramiliter Garda Revolusi Iran menahan drone laut lain sebelum melepaskannya kembali setelah kapal perang Amerika membuntutinya. Angkatan Laut AS mengerahkan sejumlah drone pengintai berkemampuan tinggi untuk memantau ancaman di jalur-jalur perairan penting, di mana serangan maritim berulang kali terjadi. [ab/uh]
Forum