Tautan-tautan Akses

Topan Sitrang Hantam Bangladesh, Ratusan Ribu Orang Dievakuasi


Sejumlah warga berjalan menembus banjir di tengah hujan yang terus turun sebelum topan Sitrang menerjang Dhaka, Bangladesh, pada 24 Oktober 2022. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Sejumlah warga berjalan menembus banjir di tengah hujan yang terus turun sebelum topan Sitrang menerjang Dhaka, Bangladesh, pada 24 Oktober 2022. (Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain)

Topan Sitrang menghantam Bangladesh, negara di dataran rendah yang padat penduduk, pada Senin (24/10). Sedikitnya lima orang tewas akibat terjangan topan tersebut.

Topan dengan kecepatan angin mencapai 80 kilometer per jam mendarat di sepanjang pantai Chittagong-Barisal pukul 9 malam waktu setempat, kata ahli meteorologi pemerintah Bangladesh, Abul Kalam Mallick, kepada AFP.

Badai bergerak cepat di selatan negara itu dan telah memengaruhi Dhaka, yang terletak ratusan kilometer dari Teluk Benggala, di mana pepohonan tumbang dan banjir menggenangi jalanan di ibu kota.

Mallick mengatakan, beberapa kota pesisir telah menerima curah hujan hampir 294 milimeter.

Sedikitnya lima orang tewas di distrik Barguna, Narail, Sirajganj dan distrik kepulauan Bhola, kata juru bicara ruang kendali kementerian bencana Bangladesh, Nikhil Sarker, kepada AFP.

“Jumlah korban tewas mungkin bertambah seiring informasi dari pejabat-pejabat kami di beberapa distrik lainnya,” ungkapnya.

Topan – setara dengan badai di Atlantik Utara atau topan di Pasifik Barat Laut – merupakan ancaman mematikan yang biasa menyapa pesisir Samudera Hindia, tempat tinggal puluhan juta penduduk.

Namun para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim kemungkinan membuat fenomena alam itu lebih intens dan sering, dan Bangladesh sendiri sudah ditandai oleh PBB sebagai salah satu negara yang paling terkena dampak peristiwa cuaca ekstrem sejak pergantian abad lalu.

Yang paling mengkhawatirkan bagi pihak berwenang adalah gelombang badai yang diprediksi mencapai tiga meter di atas permukaan air pasang normal, yang dapat menggenangi daerah-daerah yang dihuni jutaan penduduk.

Sekitar 33.000 pengungsi Rohingya asal Myanmar, yang secara kontroversial direlokasi ke sebuah pulau yang rawan badai di Teluk Benggala, disarankan tetap berada di dalam rumah.

Pulau Bhashan Char, pulau buatan dari endapan lumpur yang baru dibentuk, di mana pemerintah Bangladesh merelokasi pengungsi Rohingya untuk mengurangi kepadatan di kamp-kamp pengungsi, diperkirakan akan dilanda hujan lebat dan angin kencang.

“Tempat-tempat penampungan di Bhashan Char dilindungi oleh tanggul setinggi 19 kaki (sekitar 5,7 meter). Tapi kami tetap meminta orang-orang tinggal di rumah,” kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP dari pulau tersebut.

Pemerintah berharap dapat mengevakuasi sekitar 2,5 juta penduduk sebelum siklon menghantam, kata menteri manajemen bencana Bangladesh, Enamur Rahman, kepada wartawan pada Senin.

“Proses evakuasi sudah dimulai sejak pagi,” kata sang menteri. Ia menambahkan bahwa lebih dari 7.000 tempat penampungan telah disiapkan untuk menghindari korban jiwa.

Sedikitnya 250.000 orang telah dievakuasi dari distrik-distrik pesisir ke tempat-tempat penampungan siklon pada Senin siang, kata dua petugas wilayah kepada AFP. [rd/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG