Tautan-tautan Akses

Israel Berterima Kasih kepada Maroko atas Jasa Melindungi Umat Yahudi Saat Tragedi Holocaust


Presiden Israel Isaac Herzog di Washington, DC, pada 25 Oktober 2022. (Foto: Stefani Reynolds via REUTERS)
Presiden Israel Isaac Herzog di Washington, DC, pada 25 Oktober 2022. (Foto: Stefani Reynolds via REUTERS)

Presiden Israel Isaac Herzog berterima kasih kepada Raja Maroko Mohammed VI atas pemberian “tempat berlindung yang aman” bagi umat Yahudi selama tragedi Holocaust, dalam sebuah surat resmi yang dilihat AFP pada Selasa (27/12).

Surat itu, yang menandai dua tahun normalisasi hubungan Maroko dengan Israel, merupakan kesempatan pertama seorang pejabat negara Israel memberikan penghormatan atas tindakan Kerajaan Maroko pada era Holocaust, menurut pihak kepresidenan Israel.

Herzog mengungkapkan rasa terima kasih Israel kepada raja “dan rakyat Maroko yang, dari generasi ke generasi, telah mengambil tindakan untuk melindungi keamanan, kesejahteraan dan warisan budaya masyarakat Yahudi di Kerajaan (Maroko).”

Herzog menyebut umat Yahudi menetap di Maroko menyusul pengusiran mereka dari Spanyol pada akhir abad ke-15, sebelum menyinggung perlindungan negara Afrika Utara itu terhadap warga Yahudi selama Perang Dunia II.

“Ketika jutaan umat Yahudi menghadapi kengerian Holocaust pada abad ke-20, Raja Mohammed V memberikan tempat berlindung yang aman bagi warga Yahudinya,” kata Herzog dalam surat bertanggal 22 Desember itu.

“Umat Yahudi di Maroko mengenang dengan rasa bangga dan kasih sayang kenangan tentang kakek Anda, Yang Mulia Raja Mohammed V, yang dikenang sebagai pelindung dan penjaga umat Yahudi di wilayahnya,” tambah Herzog.

Mohammad V terkenal karena menolak menerapkan undang-undang anti-Yahudi yang ditetapkan oleh pemerintah Prancis Vichy yang pro-Jerman selama Perang Dunia II.

Herzog memuji tindakan raja Maroko saat ini untuk mendukung masyarakat Yahudi di negaranya, termasuk keputusan untuk memasukkan pendidikan tentang tragedi Holocaust ke dalam kurikulum sekolah Maroko.

Kantor presiden mengatakan surat itu disusun atas kerja sama dengan kementerian luar negeri Israel dan pusat Holocaust Yad Vashem negara itu.

Rabat memutus hubungan dengan Israel tahun 2000 setelah pecahnya intifada Palestina kedua.

Namun pada Desember 2020, kedua negara menormalisasi hubungan mereka, menyusul perjanjian serupa yang dicapai pada tahun yang sama antara Israel dengan negara-negara Teluk Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Sebelumnya, Israel telah mencapai kesepakatan damai dengan Mesir dan Yordania, masing-masing pada 1979 dan 1994.

Tugu peringatan Holocaust di timur Ukraina yang rusak akibat penembakan Rusia. (Foto: Reuters)
Tugu peringatan Holocaust di timur Ukraina yang rusak akibat penembakan Rusia. (Foto: Reuters)

Masyarakat Yahudi di Maroko berasal dari zaman kuno dan tumbuh pada abad ke-15 menyusul pengusiran umat Yahudi Spanyol.

Pada tahun 1940-an, jumlahnya bertambah hingga 250.000 orang, mewakili 10 persen populasi negara itu. Akan tetapi, emigrasi besar-besaran terjadi menyusul berdirinya Israel tahun 1948.

Jumlah umat Yahudi di Maroko saat ini diperkirakan sebanyak 3.000 jiwa, yang terbesar di Afrika Utara.

Sekitar 700.000 orang Israel mengklaim keturunan Maroko dan mempertahan ikatan yang kuat dengan negara asal mereka. [rd/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG