Ukraina, Jumat (12/5) mengatakan bahwa pasukannya telah merebut kembali sebagian wilayah di sekitar kota Bakhmut yang diperebutkan, bahkan ketika Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan pasukannya membutuhkan lebih banyak waktu sebelum melancarkan rencana serangan musim semi.
Kemajuan yang diklaim Kyiv di dekat pusat pertempuran paling sengit dalam perang tersebut telah dibantah oleh Moskow, tetapi klaim itu disampaikan saat ekspektasi meningkat atas perlawanan yang dipertaruhkan dan diantisipasi.
Sementara itu China mengatakan akan mengirim utusan khusus minggu depan untuk mengunjungi Ukraina, Rusia dan negara-negara Eropa sementara Beijing melakukan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai pembawa damai.
Beijing berencana mengirim diplomat tingkat tinggi Li Hui ke Ukraina, Polandia, Prancis, Jerman, dan Rusia untuk “berkomunikasi dengan semua pihak tentang penyelesaian politik krisis Ukraina.”
Dari Ukraina hingga Timur Tengah, Beijing dalam beberapa bulan terakhir berupaya memposisikan dirinya sebagai mediator dengan peran utama dalam menyelesaikan krisis di dunia.
Tapi walaupun China mengatakan pihaknya netral dalam perang di Ukraina, negara itu telah dikritik karena tidak bersedia mengutuk Moskow atas invasi tersebut.
‘Kekalahan besar’ dalam pertarungan di Bakhmut
Di medan tempur, Ukraina mengatakan pasukannya berhasil maju sejauh dua kilometer di dekat Bakhmut, medan pertempuran terpanjang dan paling berdarah sejak invasi Moskow selama lebih dari setahun.
Bakhmut pernah berpenduduk sekitar 70.000 orang. Kota itu telah dihancurkan sementara pasukan Rusia telah membukukan kemenangan selama beberapa bulan terakhir dengan menguasai sekitar 80 persen wilayah kota itu.
Rusia telah membantah Ukraina membuat terobosan di kota pusat pertempuran itu dengan mengatakan bahwa laporan mengenai kemunduran teritorial di sekitar kota itu tidak sesuai dengan kenyataan. [lt/uh]
Forum