Sekjen PBB Antonio Guterres hari Rabu (17/5) mengatakan Rusia setuju untuk memperpanjang perjanjian yang memungkinkan Ukraina mengirim biji-bijian melalui Laut Hitam, ke bagian dunia yang berjuang mengatasi kelaparan.
“Ada perkembangan yang positif dan signifikan. Kami baru mendapat konfirmasi dari Rusia untuk melanjutkan keikutsertaannya dalam Inisiatif Laut Hitam selama 60 hari lagi. Kelanjutannya merupakan kabar baik bagi dunia,” ujar Guterres.
Turki dan Amerika pada musim panas lalu memediasi terobosan kesepakatan itu dengan pihak-pihak yang bertikai. Upaya ini menghasilkan kesepakatan terpisah untuk memfasilitasi pengiriman bahan pangan dan pupuk Rusia, yang menurut Moskow belum diterapkan.
Rusia telah menetapkan tenggat waktu hingga hari Kamis (18/5) untuk menyelesaikan kekhawatiran yang muncul, atau mengancam akan mengundurkan diri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengonfirmasi tercapainya kesepakatan tersebut.
Ketegangan ini bukan hal baru. Perpanjangan kesepakatan serupa dilakukan pada Maret lalu, namun secara sepihak Rusia memuskan untuk memperbarui kesepakatan itu hanya untuk 60 hari, bukan 120 hari sebagaimana diuraikan dalam perjanjian itu.
Memperluas “Black Grain Initiatives” merupakan kemenangkan bagi negara-negara di Afrika, Timur Tengah dan sebagian Asia yang mengandalkan gandum, jelai, minyak sayur dan produk makanan terjangkau lainnya dari Ukraina; terutama karena kekeringan yang telah memakan korban.
Kesepakatan itu membantu menurunkan harga komoditas pangan, seperti gandum, selama setahun terakhir ini. Tetapi bantuan itu belum sampai ke meja dapur.
Dalam pembicaraan di Istanbul pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan kesepakatan biji-bijian itu “harus diperluas dan diperpanjang untuk jangka waktu yang lebih lama” guna “mengembalikan kepercayaan dan prediktabilitas” ke pasar.
Rusia menentang perluasan semacam itu. [em/jm]
Forum