Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengadakan perundingan yang jujur dan mendalam untuk meredakan ketegangan di sepanjang perbatasan yang disengketakan, kata Beijing, Jumat (25/8), usai pertemuan tatap muka yang jarang terjadi antara kedua pemimpin tersebut.
Hubungan antara dua negara terpadat di dunia ini berada dalam kondisi yang sangat buruk sejak bentrokan mematikan di perbatasan Himalaya yang menewaskan 20 tentara India dan setidaknya empat tentara China pada 2020.
Puluhan ribu tentara telah ditempatkan di kedua sisi perbatasan. Mereka tetap bertahan meskipun ada 19 putaran perundingan antara para pejabat tinggi militer kedua negara.
Para pemimpin itu bertemu pada Kamis (24/8) saat menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa) di Afrika Selatan dalam apa yang disebut oleh Kementerian Luar Negeri China sebagai “pertukaran pandangan yang jujur dan mendalam".
“Presiden Xi menekankan bahwa peningkatan hubungan China-India akan bermanfaat bagi kepentingan bersama kedua negara dan rakyat mereka,” kata juru bicara kementerian pada Jumat (25/8).
“Kedua belah pihak harus mengingat kepentingan keseluruhan hubungan bilateral mereka dan menangani masalah perbatasan dengan baik sehingga dapat bersama-sama memelihara perdamaian.”
Menteri Luar Negeri India mengatakan, dalam perundingan itu, Modi menyoroti masalah yang belum terselesaikan di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) yang memisahkan wilayah Ladakh di Himalaya, India, dari wilayah China, tempat bentrokan mematikan pada 2020 terjadi.
“Modi menegaskan bahwa… mengamati dan menghormati LAC sangat penting untuk menormalisasi hubungan India-China,” kata Vinay Kwatra kepada wartawan pada Kamis (24/8).
India semakin khawatir oleh keagresifan militer negara tetangganya di utara itu dan perselisihan mengenai perbatasan kedua negara raksasa Asia sepanjang 3.500 kilometer telah menjadi sumber ketegangan yang tiada henti. [ab/uh]
Forum