Perdana Menteri Kamboja Hun Manet akan mengunjungi China minggu ini dan bertemu dengan Presiden Xi Jinping, kata Kementerian Luar Negeri China, Senin (11/9).
"Atas undangan Perdana Menteri Li Qiang... Perdana Menteri Kamboja Hun Manet akan melakukan kunjungan resmi ke China pada 14-16 September," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam sebuah pernyataan.
Hun Manet juga akan bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Li Qiang dan Ketua Komite Tetap Zhao Leji, katanya dalam pengarahan rutin.
Hun Manet mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, pemimpin lama negara itu Hun Sen, pada bulan Agustus.
Phnom Penh menjadi salah satu sekutu terkuat China di kawasan Asia di bawah kepemimpinan Hun Sen, yang memerintah dengan tangan besi selama hampir empat dekade, dan menerima investasi China dalam jumlah besar.
Kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama Hun Manet ke luar negeri sejak menjadi perdana menteri, setelah ia menghadiri KTT para pemimpin ASEAN di Jakarta pekan lalu.
“Ini akan menjadi kunjungan resmi pertama Perdana Menteri Hun Manet sejak menjabat,” kata Mao, Senin.
“Hal ini mencerminkan betapa pentingnya pemerintahan baru Kamboja terhadap pengembangan hubungan China-Kamboja,” tambahnya, sambil menekankan bahwa pada tahun 2023 akan menjadi tahun peringatan 65 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara China dan Kamboja.
Beijing, kata Mao, "berharap dapat menggunakan kunjungan ini untuk merencanakan kerja sama strategis komprehensif di masa depan antara China dan Kamboja".
Beijing berharap dapat “mencapai hasil sesegera mungkin, sehingga dapat membangun komunitas China-Kamboja yang berkualitas tinggi dengan masa depan bersama di era baru,” tambahnya.
Pada bulan Agustus, Hun Manet bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di ibu kota Phnom Penh, dan mengatakan melalui saluran Telegramnya bahwa keduanya telah "berjanji untuk meningkatkan kerja sama antara kedua negara".
Ia juga menegaskan kembali dalam postingan Facebooknya bahwa “posisinya tidak berubah” terhadap masalah Taiwan – yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya – dan berjanji tidak akan campur tangan dalam urusan nasional China.
Wang juga bertemu dengan rekannya dari Kamboja dan menegaskan kembali “komitmen teguh” Beijing untuk menghormati kedaulatan Kamboja dan menyampaikan dukungan China terhadap kerajaan tersebut, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Kamboja.
Kunjungan Hun Manet menyusul perselisihan diplomatik antara Beijing dan Manila mengenai klaim mereka atas Laut Cina Selatan.
China bersikeras agar kapal-kapal Angkatan Laut Filipina yang mendarat di terumbu karang di Kepulauan Spratly harus dikeluarkan dari perairan yang diperebutkan tersebut, yang telah lama menjadi titik konflik di antara mereka, setelah Filipina menuduh Penjaga Pantai China menembakkan meriam air ke kapal-kapal itu dalam misi pasokan mereka akhir pekan lalu.
Kamboja, Singapura, Malaysia, dan Filipina adalah anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang sedang melakukan pembicaraan dengan China mengenai kode etik di Laut China Selatan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing. [ab/lt]
Forum