Sekjen PBB Antonio Guterres, Rabu (8/11), mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang terbunuh di Jalur Gaza menunjukkan bahwa ada sesuatu yang “jelas salah” dalam operasi militer Israel terhadap militan Hamas Palestina.
“Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas kalau mereka memiliki perisai manusia. Tetapi kalau melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer itu, jelas ada sesuatu yang salah,” kata Guterres dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.
Israel telah bertekad mengeyahkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, setelah militan itu membunuh 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan 7 Oktober. Israel telah menggempur Gaza dari udara, mengepungnya, dan melancarkan serangan darat.
Pejabat-pejabat Palestina mengatakan kini sudah 10.569 orang terbunuh, dengan 40% dari mereka adalah anak-anak.
“Juga penting untuk membuat Israel memahami bahwa akan bertentangan dengan kepentingannya jika setiap hari kita melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina,” kata Guterres. “Itu tidak membantu Israel dalam kaitannya dengan opini publik global,” lanjut Guterres.
Guterres membandingkan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dengan jumlah korban konflik di seluruh dunia yang ia laporkan setiap tahun. “Jumlah tertinggi pembunuhan anak yang dilakukan pihak mana pun dalam seluruh konflik yang kita saksikan adalah ratusan kasus setiap tahun,” kata Guterres. “Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak terbunuh di Gaza. Berarti ada sesuatu yang salah dalam cara Israel melakukan operasi militer,” katanya.
Laporan PBB mengenai anak-anak dan konflik bersenjata mencakup daftar untuk mempermalukan pihak-pihak yang berkonflik dengan harapan mendorong mereka untuk menerapkan langkah-langkah guna melindungi anak-anak. Ini telah lama menjadi kontroversi. Menurut para diplomat, dalam beberapa tahun terakhir Israel menekan supaya namanya tidak masuk dalam daftar tersebut. [ka/ns]
Forum