Tautan-tautan Akses

PBB Tunjuk Koordinator Bantuan Kemanusiaan Gaza 


Sigrid Kaag, mantan menteri keuangan Belanda, menghadiri rapat di parlemen Belanda, di Den Haag, 19 September 2023. Sigrid baru saja ditunjuk menjadi koordinator bantuan kemanusiaan ke Gaza. (Foto:Phil Nijhuis / ANP / AFP)
Sigrid Kaag, mantan menteri keuangan Belanda, menghadiri rapat di parlemen Belanda, di Den Haag, 19 September 2023. Sigrid baru saja ditunjuk menjadi koordinator bantuan kemanusiaan ke Gaza. (Foto:Phil Nijhuis / ANP / AFP)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (26/12) mengumumkan penunjukan koordinator pengawasan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sebagai bagian dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada Jumat (22/12) lalu. Langkah itu untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan.

Dalam pernyataan tertulis, PBB mengatakan Sigrid Kaag dari Belanda akan menjadi koordinator senior kemanusiaan dan pembangunan kembali Gaza. Ia akan mulai menjabat pada 8 Januari 2024.

“Dalam jabatan ini, ia akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau dan memverifikasi kiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza,” kata PBB. Ia juga akan membangun sebuah “mekanisme” untuk mempercepat pengiriman bantuan ke Gaza melalui negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik tersebut.

Resolusi DK PBB pada Jumat lalu gagal menyerukan gencatan senjata setelah pemungutan suara ditunda selama seminggu dan berlangsung negosiasi sengit untuk menghindari veto AS. Resolusi itu menyerukan “langkah-langkah darurat untuk segera mengizinkan akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan, dan diperluas, serta menciptakan kondisi yang menjamin dihentikannya pertempuran secara berkelanjutan.”

Di tengah kemarahan dunia atas jumlah korban tewas di Gaza yang terus meningkat dalam perang antara Israel dan Hamas selama 11 minggu terakhir, serta memburuknya krisis kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu, AS memilih abstain untuk mengizinkan dewan keamanan beranggotakan 15 negara itu untuk mengadopsi resolusi yang disusun oleh Uni Emirat Arab.

AS dan Israel menentang gencatan senjata, karena meyakini hal itu hanya akan menguntungkan Hamas. Sebagai gantinya, Washington mendukung jeda pertempuran untuk melindungi warga sipil dan membebaskan sandera yang diculik Hamas.

Setelah Hamas membunuh 1.200 orang dan menangkap 240 sandera pada 7 Oktober lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan melancarkan serangan yang telah meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.

Kementerian kesehatan di Gaza, yang dikuasai Hamas, mengatakan bahwa hampir 21 ribu orang telah tewas akibat serangan Israel. Dikhawatirkan masih banyak korban yang masih tertimbun reruntuhan. Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, sering kali berkali-kali. [rd/ns]

Forum

XS
SM
MD
LG