Pasokan gas Rusia ke Eropa melalui Ukraina akan berakhir pada hari pertama tahun baru ini, mengakhiri periode panjang dominasi pasokan Moskow di pasar gas Eropa.
Rute ekspor gas tertua Rusia ke Eropa, yaitu jaringan pipa yang berawal sejak zaman Soviet, akan ditutup pada akhir 2024 ini. Musababnya, kesepakatan transit lima tahun antara Rusia dan Ukraina berakhir.
“Salam dari Kota Sudzha. Beritanya adalah sebagai berikut. Kota ini dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina, kota ini tenang, semua bangunan masih utuh. Fasilitas strategis Gazprom di Kota Sudzha berada di bawah kendali batalion mekanis ke-99 dari brigade mandiri stepa ke-61. Semoga semua orang menemukan suasana yang damai,” kata seorang prajurit Ukraina yang menjaga fasilitas gas di Sudzha, tanpa bersedia menyebut namanya.
Data dari operator transit gas Ukraina menunjukkan pada Selasa (31/12) bahwa Rusia tidak meminta pengiriman gas apa pun untuk 1 Januari.
Uni Eropa secara drastis mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia setelah pecahnya perang di Ukraina pada Februari 2022 dengan mencari sumber gas alternatif.
Pembeli gas Rusia yang tersisa seperti Slovakia dan Austria telah mengelola pasokan alternatif, dan analis memperkirakan dampak dari penghentian tersebut terhadap pasar akan minimal. Harga gas acuan Eropa ditetapkan pada 48,50 euro per megawatt jam pada Selasa, hanya naik sedikit dari pembukaan perdagangan.
Namun, menghentikan aliran gas akan memiliki dampak geopolitik yang jauh lebih besar.
Moskow telah kehilangan pangsa pasokan gas yang dominan ke negara-negara di Uni Eropa, yang beralih pada para pesaing Rusia seperti Amerika Serikat, Qatar, dan Norwegia. Situasi ini berawal sejak Rusia menginvasi Ukraina, yang mendorong UE untuk menghentikan ketergantungannya pada gas Rusia.
Meski dulu merupakan eksportir gas terbesar di dunia, Gazprom yang dikelola pemerintah Rusia, mencatat kerugian sebesar $7 miliar pada 2023 saja, kerugian tahunan pertamanya sejak 1999.
Rusia dan Uni Soviet menghabiskan waktu setengah abad untuk membangun pangsa pasar gas Eropa yang besar, yang pada puncaknya mencapai sekitar 35 persen, tetapi perang di Ukraina telah menghancurkan bisnis itu bagi Gazprom.
Sebagian besar aliran gas Rusia ke Eropa ditutup, termasuk Yamal-Eropa melalui Belarus dan Nord Stream di bawah Laut Baltik yang diledakkan pada 2022.
Jaringan pipa era Soviet melewati Ukraina, membawa gas dari Siberia melalui kota Sudzha - yang sekarang berada di bawah kendali pasukan Ukraina - di wilayah Kursk Rusia. Gas tersebut kemudian mengalir melalui Ukraina ke Slovakia, tempat jaringan pipa tersebut terbagi dalam cabang-cabang pipa menuju Republik Ceko dan Austria.
Kyiv menolak untuk menegosiasikan kesepakatan transit baru.
Ukraina menerima sekitar $800 juta per tahun sebagai biaya penyaluran gas dari Rusia, sementara Gazprom akan kehilangan hampir $5 miliar dalam penjualan gas ke Eropa melalui Ukraina.
Berakhirnya kesepakatan transit tersebut tidak mungkin menyebabkan terulangnya kenaikan harga gas terus menerus di Uni Eropa pada 2022, karena volume yang tersisa relatif kecil.
Penghentian pasokan melalui Ukraina akan menjadi pukulan telak bagi Moldova, negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet.
Hongaria dan negara-negara lain terus menerima gas Rusia dari selatan, melalui jaringan pipa TurkStream di dasar Laut Hitam, meskipun Hongaria juga ingin mempertahankan rute pipa Ukraina. [ns/ab]
Forum