Israel pada Senin (1/1) mengatakan menarik sejumlah tentara dari Jalur Gaza untuk pelatihan dan istirahat, sementara Israel bersiap untuk melakukan apa yang telah disebut para pejabat sebagai perang menghadapi Hamas yang akan berlangsung berbulan-bulan.
Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagan mengatakan kepada para wartawan bahwa beberapa anggota tentara cadangan akan kembali ke Israel pekan ini.
“Ini secara signifikan akan mengurangi beban perekonomian dan memungkinkan mereka untuk mengumpulkan kekuatan bagi berbagai aktivitas mendatang pada tahun depan, karena pertempuran akan berlanjut dan mereka masih akan diperlukan,” kata Hagari.
Israel telah ditekan oleh AS, sekutu utamanya untuk beralih ke operasi dengan intensitas lebih rendah di Gaza dan untuk melindungi warga sipil.
Sementara itu, militan Hamas di Jalur Gaza pada Senin (1/1) menembakkan serangkaian roket, yang memicu sirene serangan udara di seluruh Israel.
Tidak ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa dari serangan roket-roket tersebut, yang terus digunakan Hamas terhadap Israel sementara pasukan Israel melancarkan ofensif untuk melenyapkan Hamas di Gaza.
Aksi militer Israel di Gaza berlanjut pada Senin dengan serangan darat dan udara, termasuk apa yang disebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sebagai serangan yang menewaskan seorang komandan Hamas yang membantu memimpin para anggotanya yang melakukan serangan 7 Oktober di Israel Selatan.
IDF mengidentifikasi komandan itu sebagai Adel Mesmah, dan mengatakan ia juga membantu memimpin para anggota Hamas melawan pasukan Israel di Gaza setelah Israel melancarkan ofensifnya.
Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps hari Minggu (31/12) mengatakan bahwa Inggris “tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan lebih jauh untuk mencegah ancaman terhadap kebebasan berlayar di Laut Merah,” setelah serangkaian serangan oleh militan Houthi yang mengganggu lalu lintas di perairan penting itu.
“Houthi tidak boleh salah paham: kami berkomitmen untuk menuntut pertanggungjawaban para pelaku jahat atas serangan dan penyitaan yang melanggar hukum,” tulis Shapps di surat kabar The Telegraph.
Pasukan AS pada Minggu menenggelamkan tiga kapal Houthi sebagai tanggapan atas serangan oleh kelompok militan dukungan Iran itu terhadap sebuah kapal kargo Maersk di Laut Merah.
Komando Pusat AS mengatakan kelompok Houthi menembaki Maersk Hangzhou dan berusaha menaikinya. Helikopter-helikopter Angkatan Laut AS yang menanggapi panggilan darurat dari kapal tersebut juga ditembaki, dan sebagai balasannya menenggelamkan kapal-kapal Houthi. Sementara itu satu kapal lainnya melarikan diri dari area itu.
Houthi mengatakan 10 anggotanya tewas
Kelompok berbasis di Yaman itu telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah sebagai unjuk dukungan terhadap Hamas, militan berbasis di Gaza yang menyerang Israel pada Oktober lalu dan mendorong Israel untuk menanggapinya dengan ofensif yang bertujuan untuk menumpas Hamas.
Serangan Israel untuk menumpas Hamas membuat sebagian besar wilayah di Jalur Gaza menjadi puing-puing. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dipimpin Hamas mengatakan ofensif Israel telah menewaskan lebih dari 21.800 orang. Kementerian itu tidak membedakan korban warga sipil dan militan, tetapi mengatakan 70% dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Israel memulai memulai kampanye militernya dengan tekad menumpas Hamas setelah serangan Oktober yang kata Israel telah membuat sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera, dengan 129 di antaranya diyakini masih ditawan Hamas di Gaza. Militer Israel mengatakan 172 personel militernya telah tewas dalam pertempuran sejauh ini.
Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, Uni Eropa dan negara-negara lainnya.
Sekitar 85% dari 2,3 juta warga Gaza telah mengungsi, menurut PBB, Badan dunia itu telah memperingatkan tentang meningkatnya risiko kelaparan dan penyakit sementara keluarga-keluarga pengungsi berlindung di tenda-tenda sementara menghadapi cuaca musim dingin.
Badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina mengatakan hampir 1,8 juta orang berlindung di dalam dan di sekitar fasilitas penampungannya yang penuh sesak di Gaza. Badan tersebut juga melaporkan kerusakan akibat serangan yang menghantam 128 fasilitasnya. Serangan itu menewaskan 142 personelnya. [uh/ka]
Forum