Polisi telah menangkap hampir 2.200 orang dalam berbagai aksi demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus di seluruh Amerika dalam beberapa minggu ini.
Polisi kadang-kadang menggunakan peralatan antihuru-hara, kendaraan taktis dan peranti lain untuk membersihkan tenda-tenda dan gedung-gedung yang diduduki mahasiswa.
Pihak berwenang mengatakan seorang polisi secara tidak sengaja melepaskan tembakan di dalam gedung administrasi Columbia University saat mengusir para demonstran yang berkemah di dalam gedung. Kepolisian New York NYPD pada Kamis (2/5) mengatakan tidak ada seorang pun yang luka dalam insiden Selasa (30/4) malam di dalam Hamilton Hall di kampus Columbia itu.
Polisi tersebut berupaya menggunakan lampu senter yang terpasang pada pistolnya dan secara tidak sengaja menarik picu yang melepaskan satu tembakan, yang mengenai bingkai di dinding. Ada petugas lain tetapi tidak ada mahasiswa di sekitarnya, kata para pejabat polisi. Rekaman kamera tubuh menunjukkan saat pistol polisi itu meletus, tetapi kantor kejaksaan sedang melakukan peninjauan, sebuah praktik standar yang harus dilakukan.
Lebih dari 100 orang ditahan dalam penyerbuan polisi di kampus Columbia itu, sebagian kecil saja dari jumlah mereka yang ditangkap dalam aksi demonstrasi di sejumlah kampus yang memprotes perang Israel-Hamas baru-baru ini.
AP Catat 56 Penangkapan di 43 Kampus AS
Penghitungan yang dilakukan Associated Press mencatat sedikitnya 56 insiden penangkapan di 43 kampus perguruan tinggi di Amerika sejak tanggal 18 April lalu. Angka itu didasarkan pada laporan AP dan pernyataan pihak kampus dan badan penegak hukum.
Polisi juga membubarkan kerumunan demonstran di University of California, Los Angeles, UCLA, Kamis (2/5) pagi, dan membawa sedikitnya 200 demonstran di penjara setelah ratusan mahasiswa lainnya menolak perintah untuk meninggalkan lokasi itu. Sebagian demonstran membentuk rantai manusia saat polisi menembakkan “flash-bang” untuk membubarkan kerumunan massa.
“Flash-bang” adalah alat peledak yang menghasilkan kilatan cahaya yang menyilaukan dan suara sangat keras yang tiba-tiba, yang dimaksudkan untuk mengejutkan, mengalihkan perhatian, dan membubarkan kerumunan massa untuk sementara waktu. Alat peledak dapat dilemparkan dengan tangan atau diproyeksikan dengan alat tertentu.
Polisi membongkar barikade kamp-kamp mahasiswa yang terbuat dari plywood atau kayu lapis, palet, pagar besi dan tempat-tempat sampah. Mereka juga merobohkan kanopi dan tenda-tenda yang digunakan.
Sebagaimana di UCLA, tenda-tenda yang didirikan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi ini menyerukan kepada pihak universitas untuk menghentikan bisnis (divestasi) dengan Israel atau perusahaan-perusahaan yang menurut mereka mendukung perang di Gaza. Aksi ini telah meluas ke kampus-kampus di seluruh Amerika, dalam suatu gerakan mahasiswa yang belum pernah terjadi sebelumnya pada abad ini.
Israel: Demonstrasi Mahasiswa AS Anti-Yahudi; Kritikus: Israel Gunakan Tuduhan Tak Berdasar Untuk Bungkam Oposisi
Israel menuding demonstrasi-demonstrasi itu sebagai aksi anti-Yahudi. Namun para pengecam Israel mengatakan tudingan itu digunakan untuk membungkam oposisi. Meskipun ada sebagian kecil demonstran yang tertangkap kamera menyampaikan pernyataan-pernyataan anti-Yahudi atau ancaman, penyelenggara demonstrasi – yang sebagian justru mahasiswa Yahudi – menyebut aksi mereka sebagai gerakan damai untuk membela hak-hak Palestina dan memprotes perang Israel-Hamas.
Presiden AS Joe Biden pada Kamis membela hak-hak mahasiswa untuk melangsungkan demonstrasi damai, tetapi mengecam pelanggaran hukum yang terjadi.
Berawal dari Columbia University, Meluas ke Puluhan Kampus
Demonstrasi pro-Palestina ini dimulai tanggal 17 April lalu di Columbia University, di mana ribuan mahasiswa menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas yang telah menewaskan lebih dari 34.500 warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka merujuk pada data dari Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikelola oleh Hamas, sejak Israel melancarkan serangan darat dan udara sebagai pembalasan terhadap serangan Hamas ke Israel Selatan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya.
Kepolisian New York NYPD merobohkan kamp-kamp tenda yang didirikan mahasiswa Columbia University itu pada tanggal 18 April, dan menangkap hampir 100 demonstran. Namun pada hari Selasa (2/5) para demonstran meningkatkan aksi protes mereka dengan mendirikan kamp-kamp baru dan menantang ancaman skors dari kampus. Mereka juga menduduki Hamilton Hall, gedung administrasi yang juga diduduki oleh mahasiswa yang memprotes rasisme dan Perang Vietnam tahun 1968.
Dua puluh jam setelah pendudukan gedung itu, polisi menyerbu Hamilton Hall. Video menunjukkan bagaimana polisi dengan peralatan antihuru-hara dan “zip-ties” – tali plastik yang dapat digunakan untuk memborgol/mengikat tangan dengan cepat dan sangat kuat – masuk dari lantai dua gedung itu.
Polisi mengatakan para demonstran tidak memberikan perlawanan berarti. Dalam upaya ini terdengar letusan senjata salah seorang polisi sekitar pukul 9.38 malam, atau sepuluh menit setelah polisi menyerbu Hamilton Hall. NYPD tidak menyebut nama polisi yang tindakannya itu pertama kali dilaporkan oleh media The City.
Konfrontasi seperti di UCLA itu juga terjadi selama beberapa hari minggu ini. [em/uh]
Forum