Para pejabat Taliban Afghanistan, Selasa (13/8) mengatakan sedikitnya tiga warga sipil terbunuh di sisi perbatasan negara itu dalam sebuah bentrokan semalam dengan Pakistan, korban disebut sebagai seorang wanita dan dua anak-anak.
Abdul Mateen Qani, juru bicara kementerian dalam negeri yang dipimpin Taliban di Kabul, menuduh pasukan Pakistan memulai konflik hari Senin (12/8) di dekat penyeberangan perbatasan Torkham.
Dia mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa pihak Pakistan menargetkan rumah-rumah warga sipil Afghanistan dan, sebagai balasannya, pasukan Taliban menghancurkan dua pos perbatasan Pakistan. Klaim tersebut tidak dapat diverifikasi oleh sumber-sumber independen.
Seorang pejabat keamanan di Pakistan melaporkan bahwa insiden tersebut telah melukai tiga tentara. Dia berbicara secara anonim karena dia tidak berwenang untuk membahas masalah ini dengan media.
Sayap media militer Pakistan tidak menanggapi pertanyaan mengenai pertempuran di perbatasan dan korban yang dilaporkan sebagai akibatnya.
Sejumlah pejabat keamanan Pakistan mengatakan bahwa pihak Afghanistan berusaha membangun pos perbatasan yang melanggar perjanjian bilateral, sehingga mendorong mereka untuk melepaskan tembakan ketika pasukan Taliban mengabaikan peringatan untuk menghentikan pekerjaan tersebut.
Bentrokan tersebut lantas menutup gerbang perbatasan Torkham yang bersejarah untuk semua lalu lintas antara kedua negara, dan tetap ditutup pada hari Selasa.
Penyeberangan ini merupakan fasilitas utama bagi Afghanistan untuk melakukan perdagangan dengan Pakistan dan negara-negara lainnya.
Kontroversi Perbatasan
Bentrokan di sepanjang perbatasan sepanjang hampir 2.600 kilometer yang memisahkan kedua negara tersebut kerap terjadi.
Afghanistan mempermasalahkan sejumlah bagian dari demarkasi tahun 1893 yang dibuat pada masa pemerintahan kolonial Inggris.
Pakistan menolak keberatan Afghanistan, dengan mengatakan bahwa negara ini mewarisi perbatasan internasional setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.
Teror lintas batas
Bentrokan mematikan pada hari Senin terjadi di tengah meningkatnya ketegangan yang berasal dari tuduhan Islamabad bahwa Kabul tidak mencegah para militan buronan menggunakan tempat perlindungan di tanah Afghanistan untuk merencanakan serangan teror lintas batas terhadap warga sipil dan pasukan keamanan Pakistan.
Serangan terbaru dilaporkan terjadi pada hari Selasa di distrik perbatasan Pakistan yang bergejolak di Waziristan Selatan. Sejumlah sumber keamanan mengatakan bahwa serangan sebelum fajar itu mengakibatkan tewasnya sedikitnya empat tentara dan melukai 27 orang lainnya, sementara empat penyerang juga tewas.
Para pejabat militer tidak segera menanggapi pertanyaan VOA yang meminta tanggapan atas serangan militan mematikan itu hingga berita ini diturunkan.
Tehrik-i-Taliban Pakistan atau TTP, sebuah organisasi teroris yang telah ditetapkan secara global, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengukuhkan tewasnya sedikitnya satu orang militan mereka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan.
Pakistan mengeluhkan bahwa pasukan pemerintah Taliban di Afghanistan memfasilitasi militan TTP untuk melakukan serangan lintas batas ini.
Dalam laporannya baru-baru ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mendukung pernyataan Islamabad, dengan mengatakan bahwa para anggota TTP dilatih dan dipersenjatai di kamp-kamp pelatihan yang dikelola Al-Qaeda di daerah perbatasan Afghanistan.
Kabul menyangkal pihaknya mengizinkan siapa pun menggunakan tanah Afghanistan untuk mengancam negara-negara tetangga; membantah laporan PBB tentang keberadaan kelompok teror tersebut di wilayahnya dan menyebutnya sebagai bentuk propaganda terhadap pemerintahan Islam, yang dibentuk pada Agustus 2021 dan tidak diakui oleh dunia. [th/jm]
Forum