Situasi ratusan ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar lebih merupakan catatan kaki daripada fokus ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan para pemimpin Asia Tenggara di Filipina.
Namun Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson diperkirakan akan menangani masalah ini dalam kunjungan ke Myanmar pada hari Rabu (15/11) sementara semakin banyak seruan terhadap pemerintahan Trump untuk bersikap yang lebih keras mengenai krisis tersebut.
Moe Thuzar, peneliti di lembaga penelitian ISEAS Yusof Ishak yang berbasis di Singapura, mengatakan kepada VOA bahwa kunjungan tersebut akan mengisyaratkan kelanjutan kebijakan Amerika terhadap Myanmar dan sekaligus indikasi bahwa pemerintahan Trump tertarik pada negara ini sebagai bagian dari keseluruhan kebijakannya terhadap Asia.
Meskipun ini adalah kunjungan pertama Tillerson ke negara tersebut dan merupakan uluran tangan pejabat tertinggi dari pemerintahan Trump sejauh ini, dia berbicara melalui telepon dengan Aung San Suu Kyi, yang menjabat sebagai Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri pada bulan September.
Tillerson, yang juga bertemu dengan Aung San Suu Kyi di sela-sela pertemuan KTT ASEAN di Manila, akan mengadakan pembicaraan lagi dengan Suu Kyi dan panglima militer Min Aung Hlaing di Naypyitaw. [lt]