Pada sebuah hari mendung di Johannesburg, ada secercah sinar terang: yakni kedatangan paket-paket vaksin virus corona pertama yang dalam kurun dua minggu lagi akan disuntikkan di lengan warga Afrika Selatan.
Presiden Cyril Ramaphosa dan pejabat tinggi lainnya berdiri menunggu di landasan, mengenakan masker dan didera hujan lebat di bawah lindungan payung hitam, ketika pesawat Emirat yang mengangkut vaksin pertama mendarat di Bandara Internasional Or Tambo, Johannesburg, pada Senin (1/2) siang. Kiriman ini adalah vaksin AstraZeneca yang dibeli dari sebuah produsen India, kata pejabat.
Ramaphosa tidak berbicara kepada publik, tetapi dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Besarnya pengiriman ini belum pernah terjadi dari segi jumlah orang yang bisa disuntik dalam kurun waktu sesingkat ini.”
Vaksin pertama, katanya, ditujukan untuk 1,2 juta petugas kesehatan yang bekerja di garis depan.
Afrika Selatan merupakan tempat penyebaran virus yang parah di benua Afrika, dan sudah ada 1,4 juta kasus sejak virus itu muncul pada Maret tahun lalu. Negara itu mulai didera gelombang COVID-19 kedua, dengan varian virus baru yang lebih menular pada akhir Desember. Namun, tampaknya, puncak perebakan mulai mereda. Kepala gugus tugas virus corona Afrika Selatan, Dr. Salim Abdool Karim, mengatakan vaksin yang dikirim itu diharapkan akan ampuh melawan varian Afrika Selatan, yang disebut 501.V2.
Benua Afrika sedang menunggu pengiriman sekitar 300 juta vaksin. Afrika Selatan menjadi negara Afrika kelima yang mulai melakukan vaksinasi, setelah Maroko, Mesir, Kepulauan Seychelles, dan Guinea.
Ramaphosa akan berpidato kepada seluruh negara pada Senin (1/2) sore, dan menyinggung usaha pencegahan virus corona berkesinambungan dan pembatasan yang diberlakukan. [jm/em]