Tautan-tautan Akses

Akademisi Australia Takut Mati di Penjara China


Seorang pengunjuk rasa berdiri di balik jeruji penjara tiruan dengan foto 47 tokoh pro-demokrasi yang dipenjara di Hong Kong, 19 September 2021, sebagai ilustrasi. (Foto: AFP)
Seorang pengunjuk rasa berdiri di balik jeruji penjara tiruan dengan foto 47 tokoh pro-demokrasi yang dipenjara di Hong Kong, 19 September 2021, sebagai ilustrasi. (Foto: AFP)

Seorang akademisi Australia yang dipenjara di China atas tuduhan spionase khawatir ia akan meninggal di penjara itu jika tidak menerima perawatan medis, kata teman-temannya pada Senin (28/8).

Yang Jun, warga Australia kelahiran China, telah dipenjara di China sejak 2019 setelah dituduh menjadi mata-mata dalam persidangan tertutup yang mendapat banyak kritik dari para aktivis hak asasi manusia (HAM).

Kesehatan Yang memburuk karena adanya kista besar yang tumbuh di ginjalnya, yang menjadi perhatian diplomat Australia yang mengunjunginya di tahanan.

“Jika terjadi sesuatu dengan kesehatan saya dan saya meninggal di sini, orang-orang di luar tidak akan mengetahui kebenarannya,” katanya dalam sebuah catatan yang baru-baru ini dibagikan kepada teman-teman dan pendukungnya.

“Jika sesuatu terjadi pada saya, siapa yang dapat berbicara mewakili saya?”

Ilmuwan politik Feng Chongyi, yang ditahan dan diinterogasi oleh otoritas China pada 2017, mengatakan bahwa ia semakin mengkhawatirkan kesehatan temannya itu.

“Penjara atau pusat penahanan ini tidak mampu memberikan perawatan medis yang layak,” katanya kepada AFP.

"Ini sangat mengkhawatirkan saya. Ketika mereka berbicara tentang operasi besar untuk menghilangkan kista, hal itu mungkin membahayakan nyawanya," tambahnya.

Yang, yang menyangkal klaim mata-mata tersebut, ditangkap dalam perjalanan pulang ke China yang jarang terjadi pada Januari 2019.

Penulis dan akademisi – yang juga menggunakan nama pena Yang Hengjun – sebelumnya mengatakan kepada para pendukungnya bahwa ia disiksa di tempat penahanan rahasia dan khawatir pengakuan paksa dapat digunakan untuk menyudutkannya.

Persidangan tertutup terhadapnya dilangsungkan di Beijing pada pertengahan 2021, dan Yang masih menunggu putusannya.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintah memiliki “keprihatinan mendalam” tentang “penundaan yang berkelanjutan dalam kasusnya”.

Meningkatnya hubungan Canberra dengan Beijing telah memicu dorongan baru untuk membebaskan Yang dan jurnalis Australia Cheng Lei – yang juga dipenjara setelah menghadapi tuduhan spionase yang tidak jelas.

Cheng ditahan sejak Agustus 2020, tetapi baru ditangkap secara resmi pada Februari 2021.

Ia diadili pada Maret lalu secara tertutup, dan duta besar Australia untuk China dilarang memasuki pengadilan untuk mengamati proses persidangan.

Upaya untuk mempersoalkan nasib Cheng dan Yang telah membuat kesal para pejabat China, yang sebelumnya mendesak Australia untuk tidak ikut campur dalam sistem peradilan. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG