Tautan-tautan Akses

Akankah Gerakan Pro-Palestina Pengaruhi Kans Capres Harris Menang di Michigan?


Kelompok Pro-Palestina, sebagian besar warga keturunan Arab di Michigan, melakukan aksi unjuk rasa pada saat kunjungan Presiden Joe Biden ke Warren, Michigan (foto: dok).
Kelompok Pro-Palestina, sebagian besar warga keturunan Arab di Michigan, melakukan aksi unjuk rasa pada saat kunjungan Presiden Joe Biden ke Warren, Michigan (foto: dok).

Kepala Biro Gedung Putih VOA Patsy Widakuswara melaporkan dari Michigan, negara bagian dengan persentase penduduk keturunan Arab tertinggi di Amerika.

Gerakan Nasional Tak Berkomitmen yang digagas untuk memprotes kebijakan Presiden AS Joe Biden mengenai perang di Gaza pada pekan lalu mengumumkan bahwa kelompoknya tidak akan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, calon presiden dari Partai Demokrat.

Sementara kelompok pro-Palestina lainnya, "Tinggalkan Harris", mengaku berupaya memastikan kekalahan sang wapres. Apakah gerakan-gerakan tersebut akan memengaruhi hasil pemilu di negara-negara bagian yang paling diperebutkan?

Dearborn, Michigan, dikenal sebagai ibu kota Arab di Amerika Serikat. Di negara bagian Michigan, ada sekitar 400.000 warga keturunan Arab, yang banyak di antara mereka keras mengkritik kebijakan Amerika di Gaza, salah satunya adalah Abdallah Doleh, seorang warga Amerika keturunan Palestina.

"Saya tidak suka dengan apa yang terjadi, dan saya pesimistis akan ada perubahan dalam waktu dekat. Seandainya pun Kamala Harris terpilih, saya rasa dia tidak mampu membuat banyak perubahan," kata Doleh.

Tim kampanye Kamala Harris membidik warga Dearborn dengan iklan yang menunjukkan simpati capres Partai Demokrat tersebut atas penderitaan di Gaza.

Namun, kelompok politik yang terkait Partai Republik juga menarget mereka dengan iklan yang menyorot dukungan Harris untuk Israel, dan bahwa suaminya, Doug Emhoff, seorang Yahudi.

Iklan itu tampaknya membidik 100.000 warga Michigan yang memilih opsi “Tak Berkomitmen” dalam pemilu pendahuluan Demokrat, guna memprotes dukungan pemerintahan Biden terhadap Israel.

Ketika Harris mengunjungi Michigan pada pertengahan September, para aktivis gerakan itu mengumumkan bahwa mereka tak akan mendukung Harris.

Layla Elabed adalah juru bicara Kelompok Tak Berkomitmen. "Sebagai seorang warga Amerika keturunan Palestina, saya telah menjadi pendukung Partai Demokrat sejak lama. Saya ingin menjadi bagian dari kelompok pemilih yang memilih presiden perempuan kulit hitam pertama AS, tapi Wapres Harris belum menunjukkan kepada saya bahwa ia akan melindungi orang-orang yang saya kasihi," katanya.

Harris mengaku mendukung keamanan Israel sekaligus hak warga Palestina. "Presiden Biden dan saya berusaha mengakhiri perang ini agar Israel aman, para sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir, dan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak mereka atas martabat, keamanan, kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri," ujar Harris.

Meski tak mendukung Harris, gerakan itu juga menentang Donald Trump yang mereka khawatirkan akan lebih kuat mendukung Israel. "Jika saya kembali ke Gedung Putih, saya akan mendukung hak Israel untuk memenangkan perangnya melawan teror. Mereka harus berhak memenangkan perang ini," tandas Trump.

Kelompok pro-Palestina lainnya, “Abandon Harris”, atau Tinggalkan Harris, bergerak guna memastikan ia kalah, meskipun jika akibatnya Trump menang.

Farah Khan adalah salah satu ketua kelompok itu. "Saya rasa tidak ada perbedaan kebijakan soal Palestina ataupun kebijakan luar negeri di antara kedua capres. Mereka sama-sama jahat. Jadi itu tidak begitu penting bagi saya."

Kelompok itu menganjurkan pemilih mendukung capres partai ketiga yang antiperang, termasuk kandidat Partai Hijau Jill Stein.

Namun, kehilangan suara karena Gaza bukan otomatis Harris kalah di Michigan.

Serikat buruh industri otomotif, kelompok berkekuatan politik besar di Michigan telah mendukungnya.

Tim kampanyenya juga menggalang dukungan pemilih kulit hitam.

Akankah Gerakan Pro-Palestina Pengaruhi Kans Capres Kamala Harris Menang di Michigan?
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:27 0:00

Ronald Stockton adalah profesor emeritus dari University of Michigan. "Jika tingkat partisipasi pemilih kulit hitam naik, sementara pemilih keturunan Arab turun bagi Partai Demokrat, apakah hasilnya akan impas? Entahlah. Yang jelas, upaya serikat UAW (Persatuan Pekerja Otomotif) menemui pemilih dan melakukan segalanya yang mereka bisa lah yang akan membuat perubahan."

Variable lain, jika Trump berhasil merangkul pemilih keturunan Arab dan Muslim.

Amer Ghalib, wali kota Hamtramck keturunan Yaman, mendukung Trump setelah bertemu dengannya minggu lalu.

Dukungan ini bermakna simbolis. Hamtramck adalah kota berpenduduk 30.000 jiwa, yang banyak di antaranya Muslim.

Hamtramck adalah satu-satunya kota di Amerika yang seluruh anggota dewan kotanya pemeluk Islam. [pw/np]

Forum

XS
SM
MD
LG