Tautan-tautan Akses

Dua Parpol Utama Amerika Serikat Serukan Redam Retorika Politik yang Memanas


Calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump (kiri) dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris dalam debat presiden ABC News di National Constitution Center, Philadelphia, 10 September 2024. (Alex Brandon/AP)
Calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump (kiri) dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris dalam debat presiden ABC News di National Constitution Center, Philadelphia, 10 September 2024. (Alex Brandon/AP)

Para anggota parlemen dari kedua partai politik utama Amerika Serikat telah mengeluarkan seruan untuk mendinginkan retorika politik yang memanas, enam pekan sebelum pemilihan presiden pada 5 November. Ini menyusul apa yang tampaknya merupakan percobaan pembunuhan kedua terhadap mantan presiden Donald Trump. Klaim Trump mengenai imigran yang memakan hewan-hewan peliharaan warga juga telah membuat komunitas keturunan Haiti di Ohio gelisah.

VOA - Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, telah menggelar rapat umum pertamanya di luar ruang setelah percobaan pembunuhan kedua terhadapnya pada 15 September lalu. Tanpa memberikan bukti, Trump sebelumnya menyalahkan retorika Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris atas insiden itu.

Dalam pernyataan yang diterbitkan di situs whitehouse.gov, kandidat presiden dari partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, mengatakan ia sangat risau oleh kemungkinan percobaan pembunuhan itu, seraya menambahkan bahwa ia mengutuk kekerasan politik.

Dalam unjuk kekompakan bipartisan yang sangat besar baru-baru ini, DPR AS meloloskan legislasi untuk meningkatkan pendanaan untuk Dinas Rahasia, dengan seluruh anggota yang hadir mendukung legislasi itu.

Dua Parpol Utama AS Serukan untuk Dinginkan Retorika Politik yang Memanas
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:30 0:00

Dinas Rahasia baru-baru ini mengakui kegagalannya dalam mengamankan Trump pada percobaan pembunuhan pertama di Pennsylvania, di mana sebutir peluru menyerempet telinga Trump.

Sekarang, sebuah gugus tugas bipartisan dibentuk untuk menyelidiki upaya-upaya pembunuhan tersebut dan apa yang menyebabkan gelombang kekerasan politik ini.

Ketua gugus tugas yang juga anggota DPR dari partai Republik, Mike Kelly, Minggu berbicara dalam acara stasiun televisi ABC, “This Week.”

“Ada sesuatu yang terjadi pada kita. Budaya kita sangat terdampak oleh ini. Retorika adalah retorika. Kedua pihak kadang-kadang mengatakan sesuatu. Anda melihat ke belakang dan mengatakan, ‘well, maksud saya bukan itu.’ Begitulah anggapannya, dan begitulah penerimaannya. Kita harus berhati-hati dengan apa yang dikatakan dan cara mengatakannya,” jelasnya.

Ketua gugus tugas lainnya, anggota DPR dari Partai Demokrat Jason Crow, pada acara yang sama mengemukakan, “Ada perbedaan besar antara berdebat sengit selama musim politik – yang seharusnya kita lakukan – dan mengutuk kekerasan politik dan mengatakan tidak ada tempat di dalam masyarakat Amerika kita – apakah Anda Republikan atau Demokrat – bagi siapa pun untuk main hakim sendiri dan melakukan kekerasan.”

Sementara itu, Trump terus mendesakkan klaimnya yang sudah dibantah luas bahwa imigran Haiti di Springfield, Ohio, menculik dan memakan hewan peliharaan warga. Klaim tersebut bahkan dibantah oleh gubernur Ohio dan Wali Kota Springfield, keduanya adalah Republikan.

Tetapi klaim itu, yang disertai dengan ancaman bom dan ancaman pribadi, membuat masyarakat di sana gelisah.

Migran asal Haiti, Baptiste, mengatakan kepada VOA, “Karena kami keturunan Haiti, ketika berita seperti ini dipublikasikan di media, ini membuat kami takut. Kami hanya mencari kehidupan yang lebih baik.”

Seorang migran lainnya yang minta tidak disebut namanya mengatakan ia disumpahi karena ia orang Haiti dan ditodong dengan pisau.

Terlepas dari seruan dalam beberapa hari ini untuk mendinginkan retorika yang memanas, tim kampanye kedua pihak terus saling menyerang keras dalam kampanye mereka. Trump, misalnya, mengatakan, “Jika Kamala Harris terpilih, ia akan mematikan impian Amerika selamanya. Ia juga tidak kompeten untuk menjadi presiden. Tetapi Anda tahu, saya tak ingin bersikap kasar, saya tak ingin kasar. Ia tidak kompeten untuk menjadi presiden.”

Dalam sebuah rapat umum di Pennsylvania, calon wapres dari partai Demokrat Tim Walz mengatakan, Ada orang-orang yang mencalonkan diri sebagai gubernur dari partai Republik yang dengan bangganya menyebut diri mereka sebagai anggota Nazi. Jangan berpura-pura ada perbedaan gradual antara orang-orang yang mencalonkan diri di sini.”

Sekarang ini, pemberian suara awal sudah berlangsung di beberapa negara bagian menjelang pemilihan 5 November. [uh/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG