Lebih dari sepertiga organisasi nirlaba di Amerika terancam tutup dalam dua tahun ini karena kerugian keuangan yang dsebabkan pandemi virus corona, menurut sebuah penelitian yang dirilis Rabu oleh kelompok filantropi "Candid" dan Pusat Amal untuk Bencana.
Temuan studi itu menggarisbawahi ancaman bagi lembaga nirlaba dan badan amal yang kebutuhan dananya meningkat selama setahun terakhir, jauh melebihi donasi yang sebagian besar diterima dari perorangan dan yayasan.
Para peneliti menganalisa bagaimana nasib sekitar 300.000 organisasi nirlaba itu berdasarkan 20 skenario dengan tingkat keparahan yang berbeda. Skenario terburuk akan menyebabkan penutupan 38% lembaga itu.
Di antara organisasi nirlaba yang paling rentan, kata studi itu adalah yang terlibat dalam seni dan hiburan. Sebagian besar pendapatan mereka bergantung pada penjualan tiket, sementara mereka tidak dapat mengurangi pengeluaran secara berarti dan biasanya tidak memegang persediaan tunai yang besar.
Penelitian lain menyimpulkan, kelompok-kelompok seni dan budaya yang lebih kecil khususnya menghadapi risiko serius. Organisasi Californians for the Arts misalnya, meneliti lembaga nirlaba seni dan budaya di negara bagian itu dan mendapati sekitar 64% telah mengurangi tenaga kerja.
Sekitar 25% dari mereka memangkas 90% atau lebih staf mereka. Sebuah laporan pekan lalu dari Pengawas Keuangan negara bagian New York, Thomas P. DiNapoli mendapati, pekerjaan di sektor seni, hiburan, dan rekreasi kota New York turun 66 persen selama tahun 2020. [ps/jm]