Seorang tahanan yang ditahan dalam pemberantasan unjuk rasa di Belarus mencoba menggorok lehernya saat berlangsung persidangan atas kasusnya pada Selasa (6/1). Kantor berita Reuters melaporkan, mengutip keterangan media, aktivis, dan seorang saksi, dia melakukan upaya bunuh diri itu setelah diberitahu bahwa keluarga dan tetangganya akan menghadapi tuntutan jika dia tidak mengaku bersalah.
Rekaman video oleh RFE/RL menunjukkan Stepan Latypov yang berusia 41 tahun berbaring di bangku kayu di bilik tahanan yang ada di ruang sidang di Ibu Kota Belarus, Minsk. Sejumlah petugas kepolisian berdiri di sekitarnya dan para pengunjung berteriak.
Video kedua menunjukkan Latypov dibawa ke ambulans yang menunggu. Tampak bercak darah di bajunya. Media lokal dan kelompok hak asasi manusia Viasna-96 mengatakan dia masih hidup.
Menurut Viasna-96 dan Irina, seorang teman Latypov, ayah Latypov, Sergei, telah hadir sebagai saksi di persidangan pada Selasa (1/6).
Stepan berbicara kepada ayahnya di pengadilan, mengatakan bahwa dia telah ditahan di sel penyiksaan selama 51 hari. Stepan juga memperingatkan ayahnya untuk bersiap menghadapi nasib serupa. Viasna-96 melaporkan Stephan kemudian menikam tenggorokannya dengan benda yang menyerupai pena.
"Stepan bangkit, melepas masker wajahnya, dan berkata: 'Ayah, polisi mengatakan kepada saya bahwa saya akan dimasukkan ke dalam sel tahanan, kerabat serta tetangga saya akan dituntut berdasarkan hukum pidana jika saya tidak mengaku'," kata Irina kepada RFE/RL seperti dikutip Reuters.
Stepan kemudian "mengambil sesuatu yang putih di giginya, dan mulai menggorok lehernya. Semua orang mulai berteriak. Polisi tidak bisa membuka bilik terdakwa untuk beberapa waktu. Dia jatuh pingsan. Kami dibawa keluar dari ruang sidang."
Kementerian kesehatan mengatakan pria berusia 41 tahun itu berada dalam kondisi stabil setelah petugas medis merawat lukanya di rumah sakit. Kementerian itu mengatakan pria itu melukai dirinya sendiri di ruang sidang. Juru bicara kementerian dalam negeri tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Stephan ditangkap September lalu selama tindakan keras keamanan yang intensif oleh Presiden Alexander Lukashenko pada protes massal menyusul pemilihan yang diperebutkan bulan sebelumnya.
Dia ditahan di halaman Minsk yang kemudian dikenal oleh beberapa warga dan media sebagai "Alun-Alun Perubahan".
Latypov berdiri di depan mural di Alun-Alun itu untuk mencoba mencegah pekerja negara, ditemani oleh polisi, agar tidak melukis di atas grafiti oposisi.
Dia didakwa mengorganisasi kerusuhan, melawan polisi dan penipuan, dan juga dituduh di televisi pemerintah berencana untuk meracuni polisi. Dia menyangkal melakukan kesalahan.
Pada Mei, pemerintah Lukashenko dikecam oleh negara-negara Barat ketika seorang blogger pembangkang berusia 26 tahun ditangkap setelah pihak berwenang Belarus mengandangkan sebuah pesawat Ryanair yang melakukan perjalanan dari Yunani ke Lithuania. [na/ft]