Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mendesak pemerintah Mesir melakukan reformasi politik untuk meredakan kerusuhan yang merajalela. Tetapi sebagian aktivis HAM mengatakan negara-negara demokrasi barat perlu berbuat lebih banyak untuk menekan Mesir agar melakukan perubahan.
Berbicara di BBC hari Kamis, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan pemerintah Mesir harus menanggapi tuntutan-tuntutan akan perubahan.
Menlu Hague mengatakan, "Saya pikir penting dalam situasi ini untuk menanggapi secara positif melegitimasi tuntutan akan reformasi, untuk melangkah menuju keterbukaan dan transparansi dan kebebasan politik yang lebih besar. Dan itu adalah saran saya kepada para pemimpin Mesir dan banyak lainnya di sekitar dunia Arab."
Warga Mesir turun ke jalan-jalan untuk hari ketiga protes terhadap 30 tahun pemerintahan Presiden Hosni Mubarak. Juru bicara kabinet Mesir hari Kamis mengatakan polisi sangat menahan diri dalam menghadapi demonstran. Tetapi kepala Human Rights Watch di New York mengatakan ia khawatir militer melepaskan tembakan ketika demonstrasi besar direncanakan hari Jumat, ketika demonstrasi besar direncanakan.
Dalam laporan yang dipublikasikan awal pekan ini, Human Rights Watch menuduh pemerintah Mesir melakukan penindasan politik dan diskriminasi besar-besaran terhadap umat Kristen dan agama minoritas lainnya.
Massoud Shadjareh adalah kepala Komisi HAM Islam di London. Dia mengatakan komentar William Hague hari Kamis itu tidak cukup. Menurutnya, Inggris dan Amerika perlu melakukan lebih banyak dalam menekan Mesir untuk melakukan perubahan.
Shadjareh mengatakan, "Sepertinya, dalam hal yang berkaitan dengan Mesir, kekuatan Barat, Inggris dan Amerika Serikat, hanya bersedia untuk berkomentar dan tidak lebih dan saya pikir itu adalah sesuatu yang dipahami oleh pihak berwenang Mesir dan sebab itulah Mesir tidak hanya melanjutkan pelanggaran HAM, tetapi juga semakin memperkeras pelanggaran itu.”
Hari Rabu, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton meminta Presiden Mubarak untuk menerapkan reformasi. Amerika, katanya, mendukung "hak-hak universal" warga Mesir.
Mesir merupakan salah satu sekutu utama Amerika di Timur Tengah dan penerima bantuan Amerika terbesar keempat setelah Afghanistan, Pakistan, dan Israel.
Dukungan Itu menopang pemerintahan yang represif, kata Shadjareh, dan itu merupakan salah satu isu yang diprotes para demonstran minggu ini.
Di London, orang-orang dari kelompok Diaspora Mesir mengadakan protes kecil di luar Kedutaan Besar Mesir hari Rabu. Shadjareh mengatakan mereka yang berdemo tidak hanya membuat pernyataan terhadap pemerintah Mesir.
Shadjareh menambahkan, "Sikap frustrasi yang ditunjukkan para demonstran, saya pikir sangat jelas, yaitu frustrasi pada pihak berwenang Mesir dan frustrasi dengan cara Barat yang telah mendukung rezim mereka secara diam-diam."
Kerusuhan di Mesir menyusul pemberontakan di Tunisia yang menggulingkan presiden negara itu. Kedua negara mengalami kesulitan ekonomi dengan meningkatnya biaya hidup dan tingginya angka pengangguran.