Puluhan anggota ISIS dan keluarga mereka telah menyeberang ke daerah-daerah yang dikuasai ekstremis meskipun Amerika mengancam akan mengebom konvoi mereka beberapa hari setelah mereka meninggalkan perbatasan Lebanon-Suriah, kata para aktivis oposisi Suriah, Sabtu (2/9).
Pernyataan aktivis itu muncul setelah koalisi pimpinan Amerika yang memerangi ISIS menyebutkan bahwa konvoi 17 bus yang ditumpangi militan ISIS dan keluarga mereka yang meninggalkan perbatasan Lebanon-Suriah enam hari silam, masih terdampar di gurun di Suriah.
Lebih dari 300 militan dan keluarga mereka berada dalam konvoi itu setelah meninggalkan daerah perbatasan sebagai bagian dari kesepakatan yang dirundingkan Hezbollah untuk mengangkut mereka ke kota kekuasaan ISIS di Suriah Timur, di dekat perbatasan Irak.
Hezbollah mengemukakan dalam pernyataan hari Sabtu (2/9) bahwa pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika masih menghalangi konvoi itu bergerak ke arah timur dan melarang siapapun di pihak pemerintah mendekati mereka dan memperingatkan bahwa orang-orang tua dan yang terluka bisa meninggal dunia.
Hezbollah menyatakan enam bus masih berada di daerah yang dikuasai pemerintah Suriah dan memperingatkan kendaraan itu diserang, warga sipil akan tewas. Ditambahkan pula bahwa jika bantuan tidak dapat menjangkau konvoi itu karena diberlakukannya pengepungan udara, “hanya orang Amerikalah yang akan memikul tanggung jawab” atas apa yang terjadi.
“Apa yang disebut sebagai komunitas internasional dan lembaga-lembaga internasional harus melakukan intervensi untuk mencegah terjadinya pembantaian besar-besaran,” sebut Hezbollah.
Koalisi pimpinan Amerika Jumat mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan telah menemukan solusi yang tidak disebutkan yang akan menyelamatkan kaum perempuan dan anak-anak dalam konvoi itu dari penderitaan lebih jauh.
Awal pekan ini, serangan udara oleh koalisi pimpinan Amerika menimbulkan lubang besar di jalan yang akan ditempuh bus-bus itu dan menghancurkan jembatan kecil untuk mencegah konvoi itu bergerak lebih jauh ke arah timur.
Rami Abdurrahman, pemimpin Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris, mengatakan, puluhan militan dan warga sipil meninggalkan bus-bus itu dan dengan 12 kendaraan sipil mereka menuju wilayah-wilayah kekuasaan ISIS di Deir el-Zour, provinsi di bagian timur Suriah. [uh]