Televisi pemerintah Suriah mengatakan kepala badan keamanan nasional Suriah telah meninggal akibat luka yang dideritanya menyusul pemboman yang dilakukan pemberontak di Damaskus, Rabu (18/7) yang lalu. Jenderal Hisham Ikhtiyar merupakan pejabat tingkat tinggi Suriah yang keempat yang meninggal dalam aksi pemboman itu.
Damaskus telah menjadi ajang bentrokan sengit pekan ini antara pasukan pemerintah dan pasukan pemberontak. Media pemerintah Suriah, Jumat (20/7), mengatakan, pasukan pemerintah telah mengambil alih sepenuhnya kawasan pemukiman yang rusuh di ibukota, Distrik Midan.
Bentrokan kekerasan berlangsung di berbagai penjuru Suriah, Kamis (19/7). Kelompok Pengamat HAM Suriah yang berbasis di London mengatakan, lebih dari 300 orang tewas pada hari yang diyakini sebagai hari terbanyak menelan korban jiwa dalam pemberontakan 16 bulan menentang Presiden Bashar al-Assad.
Sementara itu, Rusia telah menolak kecaman Barat atas vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang dapat menjatuhkan sanksi pada Suriah jika pemerintah negara itu tidak menghentikan kekerasan.
Syrian Obervatory for Human Rights yang berbasis di London mengatakan bahwa hari Kamis adalah satu hari yang paling berdarah dalam pergolakan 16 bulan menentang Presiden Bashar al-Assad.
Pemberontak merebut pos-pos perbatasan utama dengan Irak dan Turki hari Kamis, yang menyebabkan pejabat Irak menutup perbatasan dengan Suriah. Irak juga mengatakan pemberontak menewaskan sedikitnya 21 tentara Suriah di tempat penyeberangan perbatasan itu.
Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan Dewan Keamanan PBB telah gagal setelah Rusia dan Tiongkok menjatuhkan veto resolusi yang mengancam Suriah dengan sanksi apabila Suriah tidak menghentikan kekerasan.
Dalam Resolusi itu PBB semula hendak memperpanjang misi pemantauan di Suriah. Resolusi itu juga mengancam dengan sanksi pemerintahan Assad kalau pemerintah itu tidak menghentikan penggunaan senjata berat terhadap pemberontak dan kaum sipil dalam waktu 10 hari.
Damaskus telah menjadi ajang bentrokan sengit pekan ini antara pasukan pemerintah dan pasukan pemberontak. Media pemerintah Suriah, Jumat (20/7), mengatakan, pasukan pemerintah telah mengambil alih sepenuhnya kawasan pemukiman yang rusuh di ibukota, Distrik Midan.
Bentrokan kekerasan berlangsung di berbagai penjuru Suriah, Kamis (19/7). Kelompok Pengamat HAM Suriah yang berbasis di London mengatakan, lebih dari 300 orang tewas pada hari yang diyakini sebagai hari terbanyak menelan korban jiwa dalam pemberontakan 16 bulan menentang Presiden Bashar al-Assad.
Sementara itu, Rusia telah menolak kecaman Barat atas vetonya terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang dapat menjatuhkan sanksi pada Suriah jika pemerintah negara itu tidak menghentikan kekerasan.
Syrian Obervatory for Human Rights yang berbasis di London mengatakan bahwa hari Kamis adalah satu hari yang paling berdarah dalam pergolakan 16 bulan menentang Presiden Bashar al-Assad.
Pemberontak merebut pos-pos perbatasan utama dengan Irak dan Turki hari Kamis, yang menyebabkan pejabat Irak menutup perbatasan dengan Suriah. Irak juga mengatakan pemberontak menewaskan sedikitnya 21 tentara Suriah di tempat penyeberangan perbatasan itu.
Sementara itu, Amerika Serikat mengatakan Dewan Keamanan PBB telah gagal setelah Rusia dan Tiongkok menjatuhkan veto resolusi yang mengancam Suriah dengan sanksi apabila Suriah tidak menghentikan kekerasan.
Dalam Resolusi itu PBB semula hendak memperpanjang misi pemantauan di Suriah. Resolusi itu juga mengancam dengan sanksi pemerintahan Assad kalau pemerintah itu tidak menghentikan penggunaan senjata berat terhadap pemberontak dan kaum sipil dalam waktu 10 hari.