Sebuah laporan oleh International Security Advisory Board atau Badan Penasehat Keamanan Internasional Departemen Luar Negeri Amerika atau (ISAB), mengungkapkan kekhawatiran tentang perluasan kegiatan China di Kutub Utara.
Dewan pakar keamanan nasional ini mendesak pemerintah AS untuk lebih memperhatikan dampak dari kegiatan China di Kutub Utara dan kaitannya dengan keamanan regional.
Secara keseluruhan, ISAB menyerukan agar AS tetap memegang peran pimpinan dalam semua isu mengenai Kutub Utara, dan menggaris-bawahi kekhawatiran tentang "kepentingan, kebijakan dan kegiatan" Russia di wilayah dunia yang paling utara itu . Badan itu juga meninjau kegiatan China dan negara-negara lain yang letaknya tidak dekat dengan Kutub Utara, tetapi semakin berminat membangun di sana.
Para ilmuwan yang dikutip badan itu baru-baru ini mengatakan dalam , "Laporan Kebijakan Kutub Utara" mencairnya secara dramatis salju dan es di Kutub Utara akibat perobahan iklim telah membuat banyak negara mencari kesempatan untuk membangun dan mendapat akses ke sumber daya minyak dan gas di wilayah itu.
China yang secara geografis jauh dari Kutub Utara, kini mengaku sebagai negara yang dekat dengan Kutub Utara, untuk mencocokkan "tujuan strategis jangka panjangnya, mengejar pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kutub Utara," kata laporan ISAB. [ps/al]
