Gubernur Tokyo, yang turut membantu mendatangkan Olimpiade 2020 ke kotanya, telah meletakkan jabatan setelah ia mengakui menerima uang dari sebuah perusahaan rumah sakit yang dilanda skandal.
Naoki Inose mengatakan uang hampir US$500 ribu itu adalah pinjaman pribadi, tanpa bunga, dan sudah dikembalikannya. Tetapi, para pengeritik mengatakan pembayaran itu merupakan penyuapan, dan telah menekannya selama beberapa minggu untuk meletakkan jabatan.
Inose mengatakan dalam pidato televisi langsung Kamis (19/12) ia tidak menghendaki skandal mempengaruhi persiapan Tokyo untuk menjadi tuan rumah pertandingan Olimpiade.
Penulis yang beralih menjadi walikota itu, yang terpilih setahun lalu, meminta maaf atas skandal tersebut. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang polos, dengan mengatakan ia adalah “politisi amatir” dan tidak menyadari semua prosedur yang harus dipatuhinya.
Inose mengatakan jaringan rumah sakit Tokushukai tidak menerima imbalan atas pembayaran itu. Perusahaan tersebut, yang mengelola rumah sakit di seluruh Jepang, sudah pernah dituduh di masa lampau melakukan praktik membantu secara sepihak kampanye pemilu.
Naoki Inose mengatakan uang hampir US$500 ribu itu adalah pinjaman pribadi, tanpa bunga, dan sudah dikembalikannya. Tetapi, para pengeritik mengatakan pembayaran itu merupakan penyuapan, dan telah menekannya selama beberapa minggu untuk meletakkan jabatan.
Inose mengatakan dalam pidato televisi langsung Kamis (19/12) ia tidak menghendaki skandal mempengaruhi persiapan Tokyo untuk menjadi tuan rumah pertandingan Olimpiade.
Penulis yang beralih menjadi walikota itu, yang terpilih setahun lalu, meminta maaf atas skandal tersebut. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang polos, dengan mengatakan ia adalah “politisi amatir” dan tidak menyadari semua prosedur yang harus dipatuhinya.
Inose mengatakan jaringan rumah sakit Tokushukai tidak menerima imbalan atas pembayaran itu. Perusahaan tersebut, yang mengelola rumah sakit di seluruh Jepang, sudah pernah dituduh di masa lampau melakukan praktik membantu secara sepihak kampanye pemilu.