Amnesty International, organisasi hak-hak asasi manusia, mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa tentara Myanmar bukanlah satu-satunya kelompok yang membantai warga sipil di negara bagian Rakhine yang rawan.
Amnesty menuduh pemberontak Rohingya melancarkan setidaknya satu pembantaian brutal ketika konflik yang berkepanjangan di negara bagian Rakhine itu meletus tahun lalu.
Amnesty yang berbasis di London mengatakan, Rabu (23/5), pihaknya menyelidiki pembunuhan terhadap warga minoritas Hindu yang diberitakan secara luas pada 25 Agustus di sebuah desa bernama Ah Nauk Kha Maung Sei dan berkesimpulan pelakunya adalah gerombolan militan Rohingya.
Berbagai klaim bahwa Arakan Rohingya Salvation Army melakukan pembantaian di sana, awalnya dilontarkan oleh pasukan keamanan pemerintah beberapa jam setelah pembantaian terjadi.
Itu terjadi pada hari sama ketika militan Rohingya menyerang 30 pos polisi dan sebuah basis militer. [vm/al]