Organisasi hak asasi Amnesty International mengatakan penjaga perdamaian di Republik Afrika Tengah tidak dengan segera ditempatkan di bagian barat negara itu untuk melindungi kaum sipil Muslim dari “pembersihan etnik” oleh milisi anti-Balaka yang sebagian besar beragama Kristen.
Dalam laporan Rabu (12/2), organisasi itu mengatakan Amnesty telah mendokumentasikan serangan besar-besaran berkali-kali terhadap kaum Muslim sejak awal tahun ini, dengan kekerasan yang memaksa seluruh masyarakat itu melarikan diri.
Laporan itu mengemukakan bahwa sebagian dari serangan itu adalah pembalasan atas kekerasan anti-Kristen yang dilakukan pasukan Seleka Muslim, yang terus menyerang kaum Kristen pada setiap kesempatan.
Amnesty mengatakan penjaga perdamaian Perancis dan Afrika kemungkinan telah mencegah pembunuhan besar-besaran lagi, tetapi kegagalan mereka melucuti pasukan Seleka dan anti-Balaka telah meninggalkan kaum sipil Muslim rawan terhadap serangan.
Amnesty menghendaki penjaga perdamaian ditempatkan ke lebih banyak daerah di mana kaum sipil membutuhkan perlindungan.
Dalam laporan Rabu (12/2), organisasi itu mengatakan Amnesty telah mendokumentasikan serangan besar-besaran berkali-kali terhadap kaum Muslim sejak awal tahun ini, dengan kekerasan yang memaksa seluruh masyarakat itu melarikan diri.
Laporan itu mengemukakan bahwa sebagian dari serangan itu adalah pembalasan atas kekerasan anti-Kristen yang dilakukan pasukan Seleka Muslim, yang terus menyerang kaum Kristen pada setiap kesempatan.
Amnesty mengatakan penjaga perdamaian Perancis dan Afrika kemungkinan telah mencegah pembunuhan besar-besaran lagi, tetapi kegagalan mereka melucuti pasukan Seleka dan anti-Balaka telah meninggalkan kaum sipil Muslim rawan terhadap serangan.
Amnesty menghendaki penjaga perdamaian ditempatkan ke lebih banyak daerah di mana kaum sipil membutuhkan perlindungan.