Seorang pejabat, Jumat (15/10), mengatakan sebelas siswa tenggelam dan dua lainnya berada dalam kondisi kritis pada kecelakaan yang terjadi saat kegiatan susur sungai di Ciamis, Jawa Barat.
Sekitar 150 anggota pramuka, berusia 13 hingga 15 tahun, sedang melakukan penyusuran Sungai Cileuleur dan 21 orang di antaranya diduga mencoba mengarungi air.
Warga sekitar berhasil menyelamatkan sepuluh orang, kata Supriono – anggota tim SAR Bandung.
"Dua siswa ... berada dalam kondisi kritis di rumah sakit, sementara 11 ditemukan tewas," katanya kepada AFP.
"Cuacanya bagus dan tidak ada banjir bandang," kata Deden Ridwansyah, Kepala kantor Basarnas Bandung. "Anak-anak yang tenggelam itu saling berpegangan. Salah satu dari mereka terpeleset dan yang lain mengikuti."
Penduduk setempat dan tim penyelamat menyelamatkan 10 siswa, yang dikirim ke rumah sakit terdekat. Semua korban ditemukan dan pencarian berakhir Jumat (15/10) malam.
Para siswa tersebut tampaknya tidak memakai pelampung. Beberapa laporan mengatakan mereka mencoba menyeberangi sungai, yang populer untuk arung jeram dan tubing, ketika mereka terjatuh.
Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu, serta bekerja untuk memastikan acara tersebut dipertanggungjawabkan.
Para siswa melakukan kegiatan penyusuran sekaligus membersihkan tepi sungai, meskipun sebelumnya terdapat peringatan resmi dari badan mitigasi bencana nasional.
Susur sungai dilarang untuk anak-anak dan remaja selama musim hujan, yang dimulai pada akhir November.
Pada Februari tahun lalu, 10 anggota pramuka tewas setelah tersapu banjir bandang yang juga menyebabkan puluhan orang lainnya terluka. [ah/rs] [ka/ah]