Anggaran pertahanan Indonesia dapat tumbuh sampai US$20 miliar per tahun pada 2019 untuk melindungi kedaulatannya, termasuk sebuah wilayah di Laut China Selatan dekat daerah yang diklaim China, menurut penasihat Presiden Joko Widodo, Selasa (9/12).
Luhut Panjaitan, mantan komandan Kopassus dan menteri perindustrian dan perdagangan, mengatakan pemerintah Indonesia tidak berniat menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan sengketa wilayah di Laut China Selatan dan akan terus mendorong dialog antara Beijing dan rival-rivalnya di wilayah ini.
Namun ia mengatakan penting untuk memperkuat militer Indonesia untuk melindungi kepentingan nasional, termasuk Natuna -- kepulauan yang terdiri dari 157 pulau yang kebanyakan tidak berpenghuni di barat laut Kalimantan yang kaya akan minyak, gas dan ikan.
Secara resmi, China dan Indonesia sepakat bahwa kepulauan itu adalah bagian dari provinsi Riau. Namun pada April, panglima militer Indonesia menuduh China memasukkan bagian dari Natuna dalam apa yang disebut garis "Nine-Dash Line", sebuah batas samar yang digunakan dalam peta China untuk mengklaim sekitar 90 persen dari Laut China Selatan, termasuk wilayah yang diklaim oleh anggota-anggota lain Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) lainnya.
"Terkait Natuna, kami sangat paham bahwa ini adalah wilayah Indonesia," ujar Luhut pada lembaga pemikiran Center for Strategic and International Studies di Washington.
Eksplorasi gas gabungan Indonesia di Natuna dengan perusahaan minyak AS Chevron Corp seharusnya menjadi "sinyal bagi China bahwa Anda tidak dapat bermain-main di sini karena ada kehadiran AS juga di sini," ujarnya.
Luhut mengatakan Indonesia memainkan peran dalam menjaga keseimbangan kekuasaan di Asia dan berencana meningkatkan anggaran pertahanannya menjadi 1,5 persen dari produk domestik bruto dalam lima tahun mendatang.
"Kami mengaitkan ke pembangunan ekonomi sekitar 7 persen... jadi pada 2019, anggaran pertahanan nasional dapat mencapai sekitar $20 miliar per tahun," ujarnya.
"Jika Anda lihat sekarang angkatan bersenjata China -- jauh lebih kuat -- dan Anda lihat India dan Indonesia... Indonesia dapat memainkan peran untuk menyeimbangkan kekuatan di wilayah ini."
Luhut mengatakan pemerintah ingin memperkuat angkatan laut untuk memungkinkan lebih banyak patroli laut dan meningkatkan tiga skuadron pesawat transportasi C-130 menjadi lima. Ia juga mengatakan pesawat tanpa awak akan menjadi bagian penting dari strategi perlindungan perbatasan pemerintahan Jokowi.
Sementara itu, pasukan khusus Indonesia akan berkonsentrasi pada perlawanan atas militan Negara Islam (ISIS), di mana sekitar 300 warga negara Indonesia telah bergabung. (Reuters/David Brunnstrom)