Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim bertekad akan bertahan pada posisinya dan memimpin kampanye menentang hasil pemilu yang menetapkan koalisinya mengalami kekalahan kontroversial.
Hasil akhir menunjukkan Pakatan Rakyat, koalisi tiga partai pimpinan mantan deputi perdana menteri itu, hanya meraih 89 dari 22 kursi parlemen, meskipun merebut suara rakyat dalam pemilu hari Minggu.
Ibrahim mengatakan dalam konferensi pers di markas besar partainya hari Selasa (7/5), ia terus menerima laporan mengenai kecurangan dan manipulasi yang dilakukan koalisi Barisan Nasional yang berkuasa pimpinan Perdana Menteri Najib Razak.
Kampanye oposisi berpusat pada tuduhan mengenai kesombongan partai yang berkuasa itu, penyalahgunaan dana publik dan diskriminasi rasial oleh pemerintah terhadap penduduk etnis Tionghoa yang cukup besar di negara itu.
Sejumlah desas-desus kecurangan mencemari pemungutan suara itu, termasuk penggunaan tinta untuk menandai pemilih, yang dikatakan para pengecam mudah dihapus. Ada juga keluhan bahwa orang asing diterbangkan ke negara itu untuk memberikan suara.
Perdana Menteri Razak dengan tegas kembali membantah tuduhan itu pada hari Selasa. Meskipun ada yang keberatan, Perdana Menteri Razak telah dilantik Senin kemarin.
Sebelum pemilu, Anwar Ibrahim yang berusia 56 tahun telah berjanji akan pensiun dari politik jika oposisi kalah.
Pemerintah Amerika Serikat mengakui hasil pemilu Malaysia itu, menyebutnya sebagai "yang paling kompetitif" dalam sejarah negara itu. Namun Departemen Luar Negeri menyadari kekhawatiran tentang penyimpangan suara dan mencatat bahwa partai-partai oposisi menghadapi pembatasan yang signifikan untuk akses ke media.
Hasil akhir menunjukkan Pakatan Rakyat, koalisi tiga partai pimpinan mantan deputi perdana menteri itu, hanya meraih 89 dari 22 kursi parlemen, meskipun merebut suara rakyat dalam pemilu hari Minggu.
Ibrahim mengatakan dalam konferensi pers di markas besar partainya hari Selasa (7/5), ia terus menerima laporan mengenai kecurangan dan manipulasi yang dilakukan koalisi Barisan Nasional yang berkuasa pimpinan Perdana Menteri Najib Razak.
Kampanye oposisi berpusat pada tuduhan mengenai kesombongan partai yang berkuasa itu, penyalahgunaan dana publik dan diskriminasi rasial oleh pemerintah terhadap penduduk etnis Tionghoa yang cukup besar di negara itu.
Sejumlah desas-desus kecurangan mencemari pemungutan suara itu, termasuk penggunaan tinta untuk menandai pemilih, yang dikatakan para pengecam mudah dihapus. Ada juga keluhan bahwa orang asing diterbangkan ke negara itu untuk memberikan suara.
Perdana Menteri Razak dengan tegas kembali membantah tuduhan itu pada hari Selasa. Meskipun ada yang keberatan, Perdana Menteri Razak telah dilantik Senin kemarin.
Sebelum pemilu, Anwar Ibrahim yang berusia 56 tahun telah berjanji akan pensiun dari politik jika oposisi kalah.
Pemerintah Amerika Serikat mengakui hasil pemilu Malaysia itu, menyebutnya sebagai "yang paling kompetitif" dalam sejarah negara itu. Namun Departemen Luar Negeri menyadari kekhawatiran tentang penyimpangan suara dan mencatat bahwa partai-partai oposisi menghadapi pembatasan yang signifikan untuk akses ke media.