WASHINGTON —
Para eksekutif papan atas raksasa teknologi Amerika, Apple, menghadapi interogasi yang intens dari para pembuat perundangan mengenai pemanfaatan kantor-kantor cabang perusahaan di luar AS untuk menghindari miliaran dolar pajak dari keuntungan global.
Kepala eksekutif Apple menyatakan perusahaan itu tidak melakukan hal yang salah, namun mendesak perombakan regulasi pajak AS.
Produk konsumen teknologi tinggi dari Apple tampak ada di mana-mana, seperti yang dikatakan oleh Senator Carl Levin dari Partai Demokrat dalam sidang Senat.
"Seperti jutaan orang lainnya di dunia, saya membawa iPhone di saku saya," ujarnya.
Kepala eksekutif Apple, Timothy Cook, membela praktik-praktik yang dilakukan perusahaannya.
"Kami membayar semua pajak, setiap dolarnya. Kami tidak hanya menaati aturan, tapi kami juga patuh pada semangat perundangan. Kami tidak bergantung pada muslihat pajak," ujarnya.
Namun Cook mendesak perombakan aturan pajak Amerika yang dianggap sangat rumit, meski hal itu dapat meningkatkan beban pajak Apple.
Pernyataannya mengundang komentar sengit dari Senator Levin.
"Apple merupakan perusahaan yang besar. Tapi tidak satu perusahaan pun yang dapat memutuskan berapa jumlah yang dibayarnya untuk pajak, dan berapa banyak keuntungan yang disimpan di luar negeri," ujarnya.
Kepala eksekutif Apple menyatakan perusahaan itu tidak melakukan hal yang salah, namun mendesak perombakan regulasi pajak AS.
Produk konsumen teknologi tinggi dari Apple tampak ada di mana-mana, seperti yang dikatakan oleh Senator Carl Levin dari Partai Demokrat dalam sidang Senat.
"Seperti jutaan orang lainnya di dunia, saya membawa iPhone di saku saya," ujarnya.
Levin mengatakan bahwa model bisnis Apple yang sukses melibatkan penghindaran pajak keuntungan perusahaan lewat cabang-cabang perusahaannya di luar negeri.
Levin mentakan perusahaan-perusahaan AS menyimpan lebih dari US$1 triliun keuntungan di luar negeri dan membahayakan negara dalam proses tersebut.
Levin mentakan perusahaan-perusahaan AS menyimpan lebih dari US$1 triliun keuntungan di luar negeri dan membahayakan negara dalam proses tersebut.
“Mereka memindahkan beban pajak Apple pada pembayar pajak lainnya, terutama pada keluarga yang bekerja dan perusahaan-perusahaan kecil. Hilangnya pendapatan pajak ini menyumbang pada defisit anggaran," ujarnya.
Senator John McCain dari Partai Republik juga sama geramnya.
"Sangat keterlaluan bahwa Apple tidak hanya menghindari pembayaran pajak AS secara penuh, tapi telah menghindari pembayaran pajak di seluruh dunia melalui strategi yang berbelit-belit dan merugikan," ujarnya.
"Sangat keterlaluan bahwa Apple tidak hanya menghindari pembayaran pajak AS secara penuh, tapi telah menghindari pembayaran pajak di seluruh dunia melalui strategi yang berbelit-belit dan merugikan," ujarnya.
Kepala eksekutif Apple, Timothy Cook, membela praktik-praktik yang dilakukan perusahaannya.
"Kami membayar semua pajak, setiap dolarnya. Kami tidak hanya menaati aturan, tapi kami juga patuh pada semangat perundangan. Kami tidak bergantung pada muslihat pajak," ujarnya.
Namun Cook mendesak perombakan aturan pajak Amerika yang dianggap sangat rumit, meski hal itu dapat meningkatkan beban pajak Apple.
"Kami merekomendasikan penyederhanaan dari aturan pajak perusahaan. Reformasi ini seharusnya netral terhadap pendapatan, menghapuskan semua pajak pengeluaran korporat, menurunkan tingkat pajak korporat, dan mengimplementasikan pajak yang masuk akal untuk pendapatan di luar negeri yang memungkinkan aliran modal kembali ke Amerika Serikat," ujarnya.
Beberapa senator dari Partai Republik keberatan dengan interogasi Kongres terhadap Apple terkait kepatuhan akan aturan pajak.
"Saya tersinggung dengan gertakan, caci maki dan desakan pemerintah senilai US$4 triliun terhadap salah satu kisah sukses terbesar Amerika. Jika ada yang harus disidangkan di sini, itu adalah Kongres," ujar Senator Rand Paul.
Pernyataannya mengundang komentar sengit dari Senator Levin.
"Apple merupakan perusahaan yang besar. Tapi tidak satu perusahaan pun yang dapat memutuskan berapa jumlah yang dibayarnya untuk pajak, dan berapa banyak keuntungan yang disimpan di luar negeri," ujarnya.
Amerika Serikat memiliki tingkat pajak korporat dunia tertinggi pada 35 persen. Namun celah dan pengurangan khusus memungkinkan banyak perusahaan besar membayar keuntungan yang lebih sedikit. Sebagian besar usulan reformasi pajak mendesak penurunan tingkat pajak korporat dan penghapusan celah-celah pajak, membuat aturan pajak yang lebih sederhana dan adil untuk semua entitas komersial.